Sudah Jenuh Beli, Hati-Hati IHSG Bisa Balik Arah pada Sesi II

Tri Putra, CNBC Indonesia
18 August 2020 13:07
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi satu Senin (18/8/2020) dengan penguatan, menyambut perbaikan pada defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD).

Pada saat pembukaan pagi, IHSG dibuka menguat 0,13% di level 5.254,64 dan bertengger pada level 5.314,908 pada penutupan perdagangan sesi pertama. Indeks acuan bursa tersebut tercatat menguat 1,3% atau 67,2 poin dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu.

Investor asing yang pada pagi membukukan penjualan bersih (net sell) Rp 26 miliar, kini berbalik mencetak bel bersih Rp 164 miliar di semua pasar.

Secara umum, nilai transaksi bursa mencapai Rp 5,6 triliun, dengan 7,2 miliar saham berpindah tangan dari frekuensi sebanyak 452.537 kali, Sebanyak 221 saham menguat, 169 melemah, dan 148 lainnya flat. Mereka menyambut positif data neraca pembayaran Indonesia (NPI) yang membaik.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, surplus NPI pada periode April-Juli 2020 adalah US$ 9,2 miliar. Jauh membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang defisit US$ 8,5 miliar. Transaksi berjalan masih defisit, tetapi menipis jadi US$ 2,9 miliar atau 1,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Bursa utama di kawasan Asia bergerak variatif cenderung menguat. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,15%, tetapi KOSPI Korea Selatan terseret 0,1%, Nikkei di Jepang terdepresiasi 0,2%, sedangkan Indeks STI di Singapura menguat 0,15%.

Teknikal Analisis

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada diarea batas atas maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terkoreksi.

Untuk merubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.323. Sementara untuk melajutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.267.

IHSG TeknikalFoto: CNBC Indonesia
IHSG Teknikal

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 85, yang menunjukkan indikator jenuh beli dan biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terdepresiasi.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang mencoba berpotongan di wilayah negatif, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk terdepresiasi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator MACD yang berada di zona negatif dan RSI yang sudah menandakan jenuh beli.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(trp/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular