Analisis Teknikal

Duh "Hantu" CAD, Bisa Bikin Rupiah Bangkit Gak Hari Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 August 2020 08:53
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah "terkubur" sepanjang pekan lalu, dalam 5 hari perdagangan tidak sekali pun mampu menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS). Selama periode buruk tersebut, rupiah melemah nyaris 1%.

Perdagangan pekan ini akan sangat pendek, kemarin pasar keuangan libur Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, sementara Kamis kembali libur Tahun Baru Hijriah, dan Jumat cuti bersama.

Meski pendek, tetapi pekan ini bisa jadi krusial bagi rupiah. Hari ini, Selasa (18/8/2020) akan dirilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang terdiri dari transaksi berjalan yang masih defisit (current account deficit/CAD) yang menjadi "hantu" bagi perekonomian Indonesia

Transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen NPI lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Di kuartal I-2020 lalu, defisit transaksi berjalan membaik. Defisit tercatat sebesar US$ 3,9 miliar setara dengan 1,4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Ini adalah catatan terendah sejak 2017. 

CAD di kuartal II kemungkinan akan kembali membaik mengingat pada bulan Mei dan Juni neraca dagang Indonesia mengalami surplus. CAD yang semakin membaik tentunya membuka peluang rupiah untuk bangkit hari ini.

Secara teknikal, meski rupiah yang disimbolkan USD/IDR pada Jumat (14/8/2020) sempat melewati batas atas fase konsolidasi Rp 14.730/US$, meski di penutupan perdagangan kembali ke bawah level tersebut. Fase konsolidasi artinya suatu instrument bolak balik naik turun dalam rentang tertentu. Pada satu titik fase ini akan memicu "ledakan" alias pergerakan besar.

Posisi penutupan rupiah pada perdagangan Senin (27/7/2020) tidak jauh dari posisi pembukaan perdagangan, serta pergerakan naik turun hari ini secara teknikal membentuk pola Doji jika dilihat menggunakan grafik Candlestick.

Suatu harga dikatakan membentuk pola Doji ketika level pembukaan dan penutupan perdagangan sama atau nyaris sama persis, setelah sebelumnya mengalami pergerakan naik dan turun dari level pembukaan tersebut.

Secara psikologis, pola Doji menunjukkan pelaku pasar masih ragu-ragu menentukan arah pasar apakah akan menguat atau melemah. Sehingga ketika batas atas atau batas bawah berhasil dilewati, akan memberikan keyakinan bagi pelaku pasar untuk mengambil posisi.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Dalam kasus USD/IDR, batas atas seperti yang disebutkan sebelumnya berada di level US$ 14.730/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).
Sementara batas bawah fase konsolidasi berada di level Rp 14.325/US$.

Jarak antara batas bawah hingga ke batas atas sebesar Rp 405, artinya target pergerakan rupiah setelah menembus salah satu batas sebesar Rp 405. Seandaianya batas atas yang dilewati, maka rupiah berisiko melemah ke Rp 15.135/US$, sebaliknya jika batas bawah yang ditembus maka rupiah berpotensi menguat ke Rp 13.920/US$.

Posisi rupiah kini sudah dekat dengan batas atas Rp 14.730/US$ sehingga risiko bablas melemah tajam cukup tinggi.

Indikator stochastic sudah masuk ke wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika USD/IDR mencapai overbought, terbuka peluang penguatan.

Untuk hari ini, support terdekat berada di kisaran Rp 14.660/US$. Rupiah memiliki peluang untuk bangkit jika mampu menembus support tersebut dengan target ke Rp 14.630 hingga 14.600/US$.

Tetapi selama tertahan di Rp 14.660/US$ rupiah berisiko melemah ke Rp 14.730/US$. Seperti disebutkan sebelumnya, jika level tersebut dilewati, artinya hari ini menutup perdagangan di atas Rp 14.730/US$, rupiah berisiko melemah tajam ke depannya. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular