
Tok! Direstui RUPS, Smartfren Konversi Utang Rp8 T Jadi Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) emiten telekomunikasi Grup Sinar Mas, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) resmi menyetujui agenda konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) untuk ditukar menjadi saham seri C.
Obligasi konversi yang dimaksud yakni Obligasi Wajib Konversi Tahun 2014 (OWK II) dikonversi menjadi saham baru seri C perseroan dan Obligasi Wajib Konversi Tahun 2017 (OWK III) perseroan menjadi saham baru seri C perseroan.
Presiden Direktur FREN Merza Fachys mengatakan para investor sepakat terhadap mata acara keempat RUPSLB yaitu menyetujui pemberian kewenangan dan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk melaksanakan dua obligasi konversi tersebut yakni OWK II dan OWK III.
Hal ini juga sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Penerbitan Obligasi Wajib Konversi II Tahun 2014 Beserta Opsi Obligasi Wajib Konversi II Smartfren Telecom, dan setiap perubahannya yang telah mendapatkan persetujuan dari RUPSLB Perseroan tanggal 6 Juni 2014.
RUPSLB Smartfren digelar pada Jumat pekan lalu (14/8/2020). "Iyah betul [pemegang saham menyetujui konversi obligasi], segera [akan dilaksanakan," katanya dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (18/8/2020).
Laporan keuangan FREN mencatat, perseroan menerbitkan OWK senilai Rp 8 triliun pada 2014 dan 2017.
Adapun para pemegang OWK II tahun 2014 FREN adalah PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Dian Ciptamas Agung, Boquete Group SA, PT Nusantara Indah Cemerlang, PT Andalan Satria Permai, PT DSSE Energi Mas Utama, dan Hilmas Coal Pte Ltd, dengan total nilai obligasi mencapai Rp 3 triliun.
Sementara itu, pemegang OWK III tahun 2017 Smartfren yakni Cascade Gold Ltd, Dian Swastatika Sentosa, Boquete Group SA, dan PT Nusantara Indah Cemerlang dengan nilai mencapai Rp 5 triliun.
Dalam RUPSLB pekan lalu, pemegang sahan juga menyetujui pengangkatan mantan Menko Perekonomian dan mantan Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, menjadi Komisaris Utama.
Dari sisi kinerja, FREN masih mencatatkan rugi bersih yang membengkak 14% menjadi Rp 1,22 triliun pada semester I-2020 atau paruh pertama tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang juga rugi bersih Rp 1,07 triliun.
Berdasarkan laporan kinerja yang dipublikasikan, rugi bersih ini dicatatkan di tengah kenaikan pendapatan perusahaan pada 6 bulan pertama tahun ini.
Pendapatan FREN tercatat naik 42% menjadi Rp 4,30 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,03 triliun. Pendapatan terbesar dari bisnis jasa telekomunikasi khususnya data yakni naik menjadi Rp 3,91 triliun dari sebelumnya Rp 2,87 triliun.
Sementara itu, pendapatan non-data juga naik menjadi Rp 226,53 miliar dari sebelumnya Rp 131,98 miliar. Pendapatan jasa interkoneksi juga naik menjadi Rp 61,70 miliar dari sebelumnya Rp 20,58 miliar.
Kendati pendapatan naik, beban perusahaan ternyata masih tinggi. Laporan keuangan mencatat, beban bunga dan keuangan bertambah menjadi Rp 416,18 miliar, lalu ada rugi kurs Rp 75 miliar, dan kerugian dari perubahan nilai wajar opsi konversi sebesar Rp 36,52 miliar.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Tambah Modal, Saham FREN Malah Terkoreksi
