
Wow! Ada Transaksi Rp 2 T di Saham ULTJ, Salim Jualan Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan Kamis kemarin, para pelaku pasar dibuat terheran-heran sebab jumlah total transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) tergolong besar yakni Rp 10,6 triliun. Ternyata tingginya jumlah transaksi tersebut disokong oleh transaksi jumbo di pasar negosiasi.
Adalah PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) yang sahamnya ditransaksikan di pasar nego secara besar-besaran.
Tercatat PT Shinhan Sekuritas (kode broker AH) yang melakukan pembelian di saham ULTJ lewat pasar nego sebanyak 13 juta lot di harga Rp 1.600/unit dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,1 triliun. Pembelian ini sendiri dilakukan dari broker PT Net Sekuritas (kode broker OK)
Selama 6 bulan terakhir, broker AH sangat getol melakukan pembelian saham ULTJ di pasar nego. Mengacu data perdagangan, tercatat sejak 1 Maret 2020, AH sudah melakukan pembelian di saham ULTJ lewat pasar nego sebanyak 23,4 juta lot dengan harga Rp 1.600/unit dengan total nilai transaksi sebesar Rp 3,7 triliun.
Sementara broker yang paling banyak melepas saham ULTJ adalah broker OK yang menjual ULTJ sebanyak 18,9 juta lot dengan harga rata-rata Rp 1584/unit dengan total nilai jual sebesar Rp 3 triliun dan PT Nikko Sekuritas Indonesia (RB) yang melepas sebanyak 12,5 juta di harga rata-rata Rp 1580/unit dengan total nilai sebesar Rp 2 triliun.
Setelah terjadinya transaksi kemarin, muncul kabar di kalangan para pelaku pasar bahwa penjualan kemarin kembali dilakukan oleh perusahaan asuransi jiwa dan dana pensiun (dapen) Grup Salim yakni PT Indolife Pensiontama yang melepas kepemilikannya di saham yang bergerak di sektor barang-barang konsumsi tersebut.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Indolife Pensiontama melepas kepemilikan saham sebanyak 66 juta saham di (ULTJ), emiten konsumer yang memproduksi susu Ultra Milk dan Teh Kotak.
Berdasarkan data laporan pemegang yang dipublikasikan perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI), disebutkan porsi Indolife sebelumnya mencapai 15,06% di saham ULTJ atau setara dengan 1.740.284.200 saham.
Namun pada akhir Maret 2020, nilainya berkurang sehingga menjadi 14,49% atau porsinya menjadi 1.674.284.200 atau berkurang 66 juta saham alias minus 0,57%.
Sebagai informasi, pasar negosiasi di BEI adalah satu dari tiga jenis transaksi di bursa saham. Jenis transaksi lain yaitu transaksi di pasar reguler atau pasar biasa, dan pasar tunai.
Transaksi di pasar reguler merupakan transaksi yang dilakukan menggunakan mekanisme tawar menawar berkelanjutan dan menjadi fasilitas bertransaksi dengan harga normal dan jumlah transaksi minimal 1 lot (100 saham).
Sebaliknya, transaksi besar yang dilakukan di pasar negosiasi biasanya melibatkan pemilik atau pemegang saham besar yang tidak ingin merusak harga di pasar reguler. Harga dan jumlah transaksi bisa ditentukan oleh kedua belah pihak tanpa perlu mengikuti harga pasar.
Sementara itu, pasar tunai adalah pasar di mana perdagangan efek di bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh perusahaan efek anggota bursa (AB) melalui sistem JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada hari bursa yang sama alias hari itu juga (T+0).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000