Tajir! Laba Rp 12 T, Aset Perusahaan Duo Hartono Rp 1.113 T

tahir saleh, CNBC Indonesia
13 August 2020 11:32
Michael Bambang Hartono. (Detikcom/Rifkianto Nugroho)
Foto: Michael Bambang Hartono. (Detikcom/Rifkianto Nugroho)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan induk Grup Djarum dan menguasai PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Dwimuria Investama Andalan melaporkan posisi keuangan pada Juni tahun ini atau semester I-2020.

Perusahaan milik dua miliarder kakak-beradik Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono ini mencetak laba bersih entitas induk Rp 6,46 triliun, turun 9,65% dari periode yang sama tahun lalu Rp 7,15 triliun.

Adapun laba bersih yang digabung dengan kepentingan non pengendali pada periode 6 bulan tersebut mencapai hampir Rp 12 triliun atau Rp 11,97 triliun, juga turun 7,42% dari periode yang sama tahun lalu Rp 12,93 triliun.

Sebagai perbandingan, tahun lalu Dwimuria mencetak laba Rp 15,98 triliun, naik 11% dari periode Desember 2018 yakni sebesar Rp 14,45 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Rabu (12/8/2020), pendapatan bunga dan syariah bersih Dwimuria yang dicatatkan yakni sebesar Rp 27,24 triliun naik 10,41% dari Juni 2019 yakni sebesar Rp 24,67 triliun.

Jumlah aset pada Juni tahun ini sebesar Rp 1.113,83 triliun atau naik 5,5% dari Desember 2019 yakni sebesar Rp 1.056,05 triliun, dengan jumlah kewajiban Rp 799,41 triliun dari Desember 2019 Rp 739,91 triliun dengan ekuitas Rp 309,48 triliun dari Desember tahun lalu Rp 311,36 triliun.

Manajemen BCA yang diwakili Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja dan Direktur Vera Eve Lim menegaskan bahwa laporan keuangan Dwimuria ini merupakan bagian dari laporan keuangan BCA dan entitas anak per Juni 2020.

Pada semester I-2020, BCA mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 12,24 triliun pada semester I-2020, turun 4,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy) sebesar Rp 12,86 triliun.

Jahja mengatakan kinerja pada periode ini dinilai masih cukup baik dengan catatan perusahaan masih akan terus melakukan program restrukturisasi dan menyesuaikan kemampuan bayar nasabah atas kredit yang masih berjalan.

"Kalau dilihat dari segi itu despite turun bunga, sales baru dari pinjaman berkurang. Dari segi operasional ada penghematan biaya operasional, cost of fund [beban bunga] inline dengan BI rate, lending rate ter-cut, itu kesempatan adjustment kurangi deposito jadi cost of fund bertahap turun. Itu gambarkan operasional," kata Jahja dalam press conference kinerja perusahaan secara virtual, Senin (27/7/2020).

Mengacu data laporan keuangan BCA 2019, Dwimuria memiliki 13.545.990.000 saham BBCA atau setara dengan 54,95% saham, sementara Anthony Salim 1,76%, direksi dan komisaris sisanya, dan investor publik 43,11%.

Pemegang saham Dwimuria adalah Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono, sehingga pemegang saham pengendali terakhir BCA kedua crazy rich Indonesia ini. Komposisi saham yang dimiliki pemegang saham publik, sebesar 2,49%, juga dimiliki oleh pihak-pihak yang terafiliasi dengan Dwimuria Investama Andalan.

Majalah Forbes sebelumnya menobatkan Bambang bersama saudaranya, Budi Hartono, sebagai orang terkaya Indonesia per Desember 2019. Keduanya ditaksir memiliki kekayaan sekitar US$ 37,3 miliar atau sekitar Rp 522,20 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Nilai kekayaan ini bertambah dari nilai yang dihitung Forbes sebelumnya yakni US$ 37,1 miliar, menjadikan Hartono bersaudara berada di posisi teratas selama 11 tahun berturut-turut sebagai orang terkaya di Indonesia.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dari BCA Duo Hartono Dapat Dividen Rp 7,5 T, Salim Berapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular