
Awal Pekan Minim Sentimen, IHSG Dibuka Menguat tapi Ragu-ragu

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Senin (10/8/20) dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,17% di level 5.152,82. Selang 10 menit IHSG masih berada di zobna hijau naik sebesar 0,18% di level 5.152,97 meskipun sempat turun ke zona merah.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 50 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 679 miliar.
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan jual bersih sebesar Rp 16 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 13 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan beli bersih sebesar Rp 3 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 2 miliar.
Sementara itu bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau bervariatif, Hang Seng Index di Hong Kong turun 0,2%, Kospi di Korea Selatan terapresiasi 0,57%, sedangkan Indeks SSE di China naik 0,52%.
Beralih ke bursa saham acuan global Wall Street, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,17%. Nasdaq bertengger di level psikologis 11.000 meski melemah0,87% sementara S&P 500 tumbuh 0,06%.
Data ekonomi AS terutama di sektor tenaga kerja yang bagus membuat pasar keuangan sumringah. Kabar gembira ini pun membuat indeks dolar yang awalnya terpuruk di level terendah dalam dua tahun akhirnya mencoba bangkit.
Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (7/8/2020) melaporkan tingkat pengangguran di bulan Juli turun tajam menjadi 10,2% dari sebelumnya 11,1%.
Selain itu, sepanjang bulan lalu, perekonomian AS kembali menyerap tenaga kerja di luar sektor pertanian, yang dikenal dengan istilah non-farm payrolls, sebanyak 1,763 juta orang, lebih banyak ketimbang prediksi di Forex Factory sebesar 1,53 juta.
Tidak hanya itu, rata-rata gaji per jam juga mengalami kenaikan 0,2% di bulan Juli setelah menurun dalam 2 bulan beruntun. Kembali naiknya rata-rata gaji berpeluang meningkatkan belanja konsumen atau belanja rumah tangga yang merupakan tulang punggung perekonomian AS. Belanja rumah tangga berkontribusi sekitar 70% terhadap PDB AS.
Pada kuartal kedua tahun ini, PDB AS menyusut secara signifikan akibat merebaknya pandemi di negeri adikuasa itu. Output turun hingga 32,9% secara kuartalan. Bukan turun lagi, tetapi nyungsep.
Penyebabnya apalagi kalau bukan lockdown. Pembatasan yang masif ini membuat ekonomi Paman Sam seolah mati suri. Namun rebound ekonomi AS ini juga masih dibayangi dengan adanya risiko yang datang dari lonjakan kasus Covid-19 di AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000