Kalau RI Resesi (Amit-amit), Emas Layak Nggak Jadi Investasi?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 August 2020 11:00
Obligasi
Foto: CNBC Indonesia

Selain emas, obligasi juga bisa menjadi pilihan menarik di saat resesi melanda. Selain itu ada juga mata uang uang menyandang status safe haven seperti dolar AS, yen, hingga franc Swiss.

Oblogasi Indonesia atau Surat Berharga Negara (SBN) merupakan aset fixed income. Apalagi saat ini inflasi sedang rendah sehingga real return yang diperoleh akan lebih besar. Yield SBN tenor 10 tahun saat ini berada di level 6,787%.

Badan Pusat Statistik (BPS) di awal pekan ini melaporkan inflasi Indonesia pada Juli 2020 masih rendah. Bahkan inflasi tahun kalender sepanjang 2020 belum menyentuh 1%.

Pada Senin (3/8/2020), BPS mengumumkan inflasi pada Juli adalah -0,1% month-to-month (MtM) alias deflasi. Ini membuat inflasi tahun kalender (year-to-date/YtD) menjadi 0,98% dan inflasi tahunan (year-on-year/YoY) 1,54%.

Artinya ada selisih lebih dari 5% adanya yield SBN tenor 10 tahun dengan inflasi di Indonesia.

Sementara dari mata uang, dolar AS berpeluang kembali menguat seandainya resesi terjadi di dalam negeri. Sebagai mata uang emerging market, posisi rupiah menjadi kurang menguntungkan saat terjadi resesi, bahkan jika resesi terjadi di luar Indonesia.

Sebelum tahun ini, resesi pernah terjadi di tahun 2008, khususnya di AS dan negara-negara barat. Saat itu, Indonesia memang tidak ikut mengalami resesi, hanya pelambatan pertumbuhan ekonomi. Tetapi rupiah terpukul hebat.

Berdasarkan data Refinitiv, sepanjang 2008 rupiah mengalami pelemahan 15,55% melawan dolar AS. Puncak terlemah rupiah yang dilihat dari level penutupan perdagangan di Rp 12.150/US$ atau melemah 29,39% year-to-date (YtD) yang dicapai pada 1 Desember 2008. Di akhir tahun itu, rupiah berada di level Rp 10.850/US$.

Melawan mata uang safe haven lainnya kinerja rupiah bahkan lebih parah. Berhadapan dengan franc Swiss, rupiah ambrol 22,69% sepanjang 2008, berakhir di level Rp 10.159,18/CHF. Titik terlemah rupiah di level Rp 10.382,26/CHF yang dicapai pada 29 Desember, saat itu rupiah melemah 25,38% YtD.

Yen Jepang menjadi yang paling berjaya. Rupiah dibuat ambrol 42,08% di tahun 2008. Posisi akhir 2008 di Rp 119,76/JPY, bandingkan dengan posisi akhir 2007 di Rp 84,29/JPY.

Titik terlemah rupiah di Rp 128,56/JPY yang dicapai pada 1 Desember 2008, kala itu Mata Uang Garuda ambrol 52,52% YtD.

Berbagai aset tersebut, mulai dari emas, obligasi, hingga mata uang safe haven bisa menjadi pilihan investasi di kala resesi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular