
Baru Awal Agustus, IHSG Memble di Asia! Gimana ke Depan Ya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan terakhir mengalami koreksi tipis. Di kawasan Asia, performa indeks utama saham domestik tidaklah terlalu buruk ataupun baik.
Pada periode 31 Juli - 7 Agustus 2020, IHSG terkoreksi 0,11% dan ditutup di level 5.143,89. Sebenarnya IHSG sempat mencatatkan penguatan, tetapi pada perdagangan terakhir hari Jumat (7/7/2020) IHSG terperosok 0,66%.
Di sepanjang minggu investor asing masih melepas kepemilikannya terhadap aset-aset keuangan Tanah Air. Hal ini tercermin dari aksi jual bersih yang dibukukan asing di seluruh pasar yang mencapai Rp 3,3 triliun.
Di kawasan Benua Kuning, performa IHSG masih lebih baik ketimbang indeks utama saham bursa Hong Kong (Hang Seng Index), Thailand (SETi), Filipina (PSEi) dan juga Malaysia (KLCI).
Dari dalam negeri Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka keramat yaitu pertumbuhan ekonomi RI untuk kuartal kedua tahun 2020 pada Rabu (5/7/2020). Hasilnya jauh lebih mengecewakan dari yang diperkirakan.
Pada April-Juni, output perekonomian domestik mengalami penyusutan sebesar 4,19% (qoq) dan 5,32% (yoy). Angka ini jauh lebih rendah dari konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia yang memproyeksikan PDB RI bakal menyusut 4,5%.
Konsumsi domestik yang anjlok signifikan menjadi pemicu utama kontraksi perekonomian dalam negeri. Di sisi lain pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang terus merebak dan bahkan cenderung meningkat membuat prospek ekonomi menjadi penuh ketidakpastian.
Lonjakan kasus yang signifikan belakangan ini dilaporkan di DKI Jakarta. Melihat realita ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk memperpanjang PSBB hingga pertengahan Agustus.
Kembali beraktivitasnya masyarakat serta peningkatan kapasitas testing membuat lonjakan kasus terjadi. Muncul juga cluster perkantoran seiring dengan kembalinya masyarakat bekerja.
Hal ini membuat investor khawatir kalau-kalau RI bakal memperketat pembatasan lagi seperti yang dilakukan Filipina dengan mengkarantina Metro Manila akibat kenaikan kasus yang sangat signifikan.
Lagipula secara musiman, IHSG di bulan Agustus cenderung mencatatkan penurunan kinerja. Berdasarkan penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia, dalam 19 tahun terakhir, IHSG melemah 11 kali di bulan Agustus.
Ada beberapa alasan mengapa analis memandang bulan Agustus bukanlah bulan yang baik untuk IHSG. Secara umum bulan Agustus dimanfaatkan untuk menikmati liburan musim panas yang tentunya hanya bisa dinikmati ketika kondisi sedang normal.
Namun tentunya berbeda dengan kali ini. Hanya saja risiko ketidakpastian yang tinggi seputar kapan pandemi berakhir masih membuat pasar keuangan diterpa kecemasan.
Ke depan beberapa faktor yang menggerakkan harga saham global termasuk di dalam negeri adalah perkembangan pandemi Covid-19, perkembangan terbaru vaksin, stimulus lanjutan dari pemerintah dan bank sentral hingga tensi geopolitik AS-China.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Sumringah, IHSG Juga Ikutan