
Ada Bansos Tunai Rp 500 Ribu, Rupiah Siap Menguat Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat 0,21% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.520/US$ pada perdagangan Rabu kemarin, melanjutkan kinerja positif hari sebelumnya. Rupiah masih mampu menguat meski pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 5,32% year-on-year (YoY) di kuartal II-2020, menjadi yang terburuk sejak kuartal I-1999.
Kontraksi produk domestik bruto (PDB) tersebut sekaligus membuka pintu gerbang menuju resesi. Jika di kuartal III-2020 nanti PDB kembali berkontraksi alias negatif, Indonesia memasuki periode resesi.
Meski ekonomi Indonesia mengalami kontraksi, tapi rupiah masih mampu menguat. Penyebabnya, dolar AS kurang tenaga akibat Negeri Paman Sam diprediksi akan tertinggal dalam hal pemulihan ekonomi yang mengalami resesi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) ketimbang negara-negara Eropa.
Apalagi stimulus berupa bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi para korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebesar US$ 600/pekan sudah habis masa berlakunya pada akhir pekan lalu. Paket stimulus selanjutnya masih belum ada kejelasan, pembahasannya masih macet di Kongres (Parlemen) AS.
"Kegagalan mencapai kesepakatan paket stimulus telah menekan dolar AS. Jadi, jika mereka (Kongres AS) dalam beberapa hari ke depan, maka dolar AS akan rebound. Tapi, saya pikir dolar AS masih akan lemah di sisa tahun ini" kata Imre Speizer, analis mata uang di Westpac Auckland, sebagaimana dilansir CNBC International.
Prediksi tertinggalnya pemulihan ekonomi AS terlihat dari pasar tenaga kerjanya. Automatic Data Processing Inc. kemarin malam melaporkan sepanjang bulan Juli sektor swasta AS hanya menyerap 167 ribu tenaga kerja, jauh di bawah prediksi Wall Street 1 juta tenaga kerja, apalagi dibandingkan penyerapan bulan sebelumnya 4,3 juta.
Akibatnya, dolar AS belum mampu bangkit, indeks (DXY) yang mengukur kekuatan dolar AS kembali melemah Rabu kemarin, dan berada di dekat level terlemah 2 tahun.
Babak belurnya dolar AS tersebut menjadi peluang bagi rupiah untuk kembali menguat hari ini, Kamis (6/8/2020).
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal memberikan bantuan sosial bagi para pekerja yang bergaji di bawah Rp 5 juta.
Hal ini masuk ke dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang disampaikan langsung Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Rabu (5/8/2020), sore saat pasar dalam negeri sudah tutup, sehingga baru akan direspon pagi ini.
"Bansos tunai juga ditambahkan Rp 500 ribu dengan anggaran Rp 5 triliun. Dan bansos juga untuk gaji yang mereka berpendapatan di bawah Rp 5 juta yang targetnya bisa ke 13 juta orang dan anggarannya kira-kira Rp 31 triliun," paparnya.
Pemberian bansos tunai tersebut diharapkan mampu mendongkrak belanja konsumen sehingga dapat membangkitkan perekonomian. Maklum saja, konsumsi rumah tangga merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, pada kuartal II-2020 lalu kontribusinya ke PDB sebesar 57,85%.
Konsumsi rumah tangga mengalami kontraksi 5,51% YoY di kuartal II lalu, yang akhirnya menjadikan PDB negatif, sehingga jika di kuartal III-2020 konsumsi rumah tangga tumbuh, peluang Indonesia lolos dari resesi semakin besar.
