
Rights Issue Terbesar! Alibaba Health Kantongi Rp 19 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan layanan kesehatan asal China, Alibaba Health Information Technology, yang dikendalikan Grup Alibaba, mengungkapkan berhasil mengumpulkan dana hampir US$ 1,3 miliar atau Rp 18,98 triliun (kurs Rp 14.600/US$) dalam aksi penjualan saham baru alias rights issue yang diterbitkan perusahaan.
Capaian dana rights issue ini menjadi yang terbesar di Bursa Hong Kong dalam 5 tahun terakhir khususnya untuk penjualan follow-on share sale alias secondary IPO.
Follow-on share sale adalah penjualan saham perusahaan setelah emiten tersebut sudah tercatat dan menerbitkan saham perdana (initial public offering/IPO) di bursa efek.
Di Indonesia dikenal dengan rights issue (dengan hak memesan efek terlebih dahulu) dan juga private placement (tanpa hak memesan efek).
Menurut sebuah pernyataan perusahaan seperti dikutip ChannelnewsAsia, Rabu (5/8), perusahaan milik Jack Ma ini berhasil menerbitkan 499 juta saham baru dengan harga HK$ 20,05/saham, atau diskon 8% dari harga penutupan saham perusahaan pada Selasa kemarin (4/8) yakni HK$ 21,80/saham di Bursa Hong Kong.
Pada perdagangan Rabu ini, saham perusahaan berkode 00241 di Hong Kong ini diperdagangkan di level HK$21,05/saham.
Berdasarkan dokumen resmi perusahaan di situs resminya, terungkap jumlah saham baru yang diterbitkan detailnya mencapai 498.753.118 saham baru. Perseroan mempercayakan Citi dan Credit Suisse dalam aksi korporasi kali ini.
Alibaba Health, cabang raksasa bisnis ritel internet dari Alibaba Group, mengatakan dana hasil penerbitan saham baru itu akan digunakan untuk mengembangkan bisnis e-commerce farmasi perusahaan, yang telah diuntungkan dari pertumbuhan sektor layanan online selama masa pandemi Covid-19 tahun ini.
Menurut term sheet yang ditinjau oleh Reuters, transaksi penerbitan saham baru tersebut merupakan tindak lanjut penjualan saham terbesar di Bursa Efek Hong Kong sejak 2015, dan kesepakatan di bisnis perawatan kesehatan terbesar yang pernah ada.
Nilai permintaan saham baru itu diketahui meningkat 25% selama masa penawaran atau bookbuilding bagi investor institusional.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Shanghai Tunda Listing Perusahaan Jack Ma, Ada Apa?
