PDB Indonesia Nyungsep, Tapi Kurs Dolar Singapura Turun Lho..

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura turun tipis melawan rupiah pada perdagangan Rabu (5/8/2020), meski pertumbuhan ekonomi Indonesia dilaporkan terkontraksi dalam di kuartal II-2020. Hal tersebut menjadi indikasi pelaku pasar sudah mengantisipasi nyungsep-nya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pada pukul 11:33 WIB, SG$ dibanderol Rp 10.587,72, dolar Singapura melemah tipis 0,05% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka output perekonomian atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia periode kuartal II-2020. Seperti yang sudah diduga, terjadi kontraksi alias pertumbuhan negatif.
Kepala BPS, Suhariyanto, menyebutkan PDB Indonesia periode April-Juni 2020 terkontraksi -5,32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY).
"Terjadi kontraksi dalam, PDB Q1 kita sudah turun dalam meski year-on-year masih positif. Dan PDB kuartal II kontraksi negatif 5,32% (year-on-year)," kata Suhariyanto.
Sementara dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/QtQ), PDB kuartal II-2020 ini mengalami kontraksi -4,19%.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekonomi Tanah Air terkontraksi -4,53% YoY dan -2,89% QtQ. Untuk keseluruhan 2020
Dengan PDB -5,32% YoY di kuartal II-2020, artinya gerbang resesi sudah terbuka, dan Indonesia terancam memasukinya di kuartal III-2020.
Untuk diketahui, suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika PDB tumbuh negatif 2 kuartal beruntun secara YoY, sementara jika negatif 2 kuartal beruntun secara QtQ disebut sebagai resesi teknikal.
Jika Indonesia baru membuka gerbang resesi, Singapura sudah masuk ke dalamnya. Pada pertengahan Juli lalu, Pemerintah Singapura melaporkan perekonomian mengalami kontraksi di kuartal II-2020. Tidak tanggung-tanggung produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2020 minus 41,2% QtQ setelah minus 3,3% di kuartal I-2020.
Sementara secara tahunan PDB minus 12,6% YoY, juga lebih buruk dari konsensus minus 10,5% YoY. Tidak hanya lebih buruk dari konsensus, PDB tersebut juga terburuk sepanjang sejarah Negeri Merlion. Di kuartal I-2020, PDB mengalami kontraksi tipis -0,3% YoY.
Dengan demikian, Singapura sah mengalami resesi. Terakhir kali Singapura mengalami resesi pada tahun 2008 saat krisis finansial global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
