
Lho, Katanya RI Terancam Resesi? Kok Rupiah Menguat?

Well, kontraksi ekonomi pada kuartal II-2020 memang sudah 'takdir'. Ya sudah mau bagaimana lagi, jalannya sudah begitu. Tidak bisa diapa-apakan lagi...
Hampir semua negara, mungkin kecuali China, mengalami kontraksi ekonomi pada kuartal II-2020. Bahkan di banyak negara, kontraksi ekonomi kuartal II-2020 lebih parah ketimbang kuartal sebelumnya. Kontraksi ekonomi dua kuartal beruntun ini yang disebut resesi.
Nah, Indonesia masih bisa membukukan pertumbuhan ekonomi 2,97% YoY pada kuartal I-2020. Jadi kalau periode April-Juni 2020 ekonomi tumbuh negatif, belum bisa disebut resesi.
Penentuannya akan terjadi pada kuartal III-2020, kalau minus lagi ya berarti Indonesia resmi resesi. Namun ada sinyal bahwa ekonomi Indonesia bisa pulih.
Sinyal ini terlihat di data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur. Pada Juli, IHS Markit mencatat PMI manufaktur Indonesia sebesar 46,9. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 39,1 dan menjadi yang tertinggi sejak Februari.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Kalau masih di bawah 50, maka artinya industriawan belum melakukan ekspansi.
Akan tetapi, tanda-tanda kebangkitan industri manufaktur Indonesia terus menguat. PMI memang masih di bawah 50, tetapi terus naik dalam tiga bulan terakhir.
"Data PMI terbaru menunjukkan bahwa perlambatan sektor manufaktur terus berkurang. Ada harapan dampak terburuk dari pandemi virus corona adalah pada kuartal II-2020 yang sudah berlalu.
"Output produksi, pemesanan, hingga penyerapan tenaga kerja mulai meningkat seiring relaksasi kebijakan penanggulangan virus corona. Dunia usaha juga optimistis terhadap prospek produksi ke depan," papar Bernard Aw, Principal Economist di IHS Markit, seperti dikutip dari siaran tertulis.
Masih adanya harapan bahwa Indonesia bisa terhindar dari resesi membuat pelaku pasar agak percaya diri untuk masuk ke pasar keuangan Tanah Air. Berbekal arus modal tersebut, rupiah pun percaya diri berjalan di jalur hijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
