Lewat Crossing, Keluarga Riady Borong 1 Miliar Saham LPKR

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemegang saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKT) yakni PT Inti Anugerah Pratama yang dimiliki oleh keluarga Riady, menambah porsi kepemilikan saham di perusahaan properti Grup Lippo ini.
Berdasarkan data Laporan Perubahan Kepemilikan Saham yang disampaikan PT Sharestar Indonesia, disebutkan per 30 Juli 2020, terjadi perubahan porsi kepemilikan saham LPKR.
Inti Anugerah Pratama melakukan pembelian saham total sebanyak 1 miliar saham sehingga porsi perusahaan di LPKR menjadi 26,15% atau sebanyak 18.557.156.727 saham, dari sebelumnya 24,76% atau sebanyak 17.557.156.727 saham.
Total porsi Inti Anugerah itu juga terbagi atas enam nominee, yakni:
1. PT Inti Anugerah Pratama di Menara Imperium (1,42%)
2. Credit Suisse AG SG TR AC CL PT Inti Anugerah PR-2023904384 (1,92%)
3. Credit Suisse AG SG TR AC PL PT Inti Anugerah PR-2-2023904419 (15,63%)
4. PT Inti Anugerah Pratama di Graha Lippo (Menara Asia) (2,27%).
5. DBSG SA DBITSL SA FI MED PT Inti Anugera Pratama 2042224014 (0.42%)
6. UOB Kay Hian (Hong Kong) Ltd (Pladge Account)
Pembelian sebanyak 1 miliar saham ini dilakukan bertahap di pasar negosiasi. Jika mengacu pada harga rata-rata saham LPKR pada Selasa ini (4/8) Rp 138, maka estimasi pembelian mencapai Rp 138 miliar. Namun bila melihat catatan transaksi crossing atau transaksi tutup sendiri pada hari ini di harga Rp 305/saham, estimasi nilai transaksi mencapai Rp 305 miliar.
Data perdagangan mencatat, memang terjadi transaksi crossing saham yang dilakukan pada Selasa ini atas saham LPKR di pasar negosiasi. Ada dua kali transaksi crossing atau transaksi tutup sendiri (transaksi jual beli dilakukan satu broker) yakni YU (PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia) dengan volume 151.787 di harga Rp 137/saham.
Sementara satu lagi dilakukan broker berkode KI (PT Ciptadana Sekuritas), jual beli di harga Rp 305/saham, dengan volume sebanyak 3.000.000 saham.
Mengacu data Laporan keuangan per Juni 2020, pemegang saham LPKR adalah PT Inti Anugerah Pratama 24,45%, Sierrra Corporation 16,90%, PT Primantara Utama Sejahtera 10,45%, John Riady (Direktur) 0,00% (527.000 saham), dan investor publik 48,20%.
Berdasarkan keterangan resmi LPKR, pada semester I-2020, LPKR memperkuat posisi kasnya dan memperbaiki jatuh tempo utangnya dengan pembiayaan kembali obligasi dari 2022 menjadi 2025.
Saldo kas dan setara kas pada semester I-2020 sebesar Rp 4,54 triliun dibandingkan dengan Rp 4,69 triliun pada akhir tahun 2019.
Perseroan meningkatkan saldo kas sebesar Rp 860 miliar dengan melepas posisi lindung nilai yang ada dan menggantinya dengan lindung nilai collar pada Rp 15.000 hingga Rp 17.500 serta menambah kas sebesar Rp 249 miliar dari pelepasan saham First REIT (dana investasi real estate/DIRE) di semester I-2020.
Perseroan melaporkan total utang yang lebih tinggi dalam rupiah, mencapai Rp 13,44 triliun pada semester I-2020 dibanding dengan Rp 12,25 triliun pada akhir tahun 2019, terutama disebabkan oleh kenaikan utang bank jangka pendek, dari ICBC sebesar Rp 100 miliar, BNI sebesar Rp 170 miliar dan Bank Mandiri sebesar Rp 400 miliar.
Sebagai hasilnya rasio utang bersih terhadap ekuitas menjadi 0,28x pada semester I-2020 dibandingkan dengan 0,22x pada kuartal 4-2019. Perseroan menjajaki peluang untuk mendiversifikasi sebagian utang dari dolar AS, dengan lebih banyak utang dalam mata uang rupiah, karena saat ini utang berdenominasi dolar AS sebesar 86% dari total utang.
"Meskipun pandemi global baru-baru ini mempengaruhi pendapatan recurring kami dari rumah sakit, mal dan hotel secara signifikan, kami terus menunjukkan kemajuan pada bisnis real estate development kami yang tumbuh sebesar 33,9% pada semester 1, 2020," kata John Riady, CEO LPKR, dalam siaran persnya.
[Gambas:Video CNBC]
Lippo Karawaci Puasa Dividen
(tas/tas)