Internasional

Corona Edan! Perusahaan Minyak BP Rugi Rp 246 T

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 August 2020 14:58
The logo of BP is seen at a petrol station in Kloten, Switzerland October 3, 2017. REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo/File Photo
Foto: REUTERS/Arnd Wiegmann

Jakarta, CNBC Indonesia - BP melaporkan kerugian bersih sebesar US$ 16,8 miliar atau setara Rp 246 triliun (asumsi Rp 14.702/US$) pada kuartal II 2020. Perusahaan yang berbasis di London, Inggris ini menyatakan harga jatuh akibat pandemi global virus corona (Covid-19).

"Dampak parah yang sedang berlangsung dari pandemi Covid-19 terus menciptakan lingkungan perdagangan yang fluktuatif dan menantang," kata perwakilan BP dalam laporan pendapatan pada Selasa (4/8/2020), dikutip dari AFP.


Laporan tersebut juga menambahkan bahwa prospek harga komoditas dan permintaan produk bakal menantang dan tidak past ke depan.

Jumlah kerugian tersebut sama dengan prediksi yang dilakukan oleh para analis dari survei Refinitiv. Padahal tahun lalu, perusahaan ini mendapatkan laba bersih US$ 2,8 juta untuk periode yang sama pada tahun sebelumnya.

BP juga mengumumkan dividen 5,25 sen per saham untuk kuartal tersebut, dibandingkan dengan 10,5 sen per saham untuk tiga bulan pertama tahun 2020 ini.

Juli lalu, perusahaan ini mengatakan bahwa mereka dapat dikenakan biaya penurunan nilai non-tunai dan penghapusan pada kuartal kedua, memperkirakan kisaran agregat sebesar US$ 13 miliar hingga US$ 17,5 miliar setelah pajak.



Pada saat itu, BP mengatakan dampak "abadi" dari pandemi Covid-19 telah mendorong perusahaan untuk menurunkan minyak dan perkiraan harga hingga tahun 2050. Sebagaimana dilansir dari CNBC International, saham BP pun turun lebih dari 40% year-to-date (YtD).

Pada Selasa pagi, patokan internasional berjangka minyak mentah Brent diperdagangkan pada US$ 43,85 per barel atau turun hampir 0,7%. Sementara berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada pada US$ 40,78 atau sekitar 0,6% lebih rendah.

Para analis mengantisipasi bahwa perusahaan minyak besar di dunia, merujuk pada perusahaan energi terbesar dunia, kemungkinan akan melaporkan hasil kuartal kedua yang mengerikan karena adanya aturan penguncian akibat pandemi Covid-19 yang melemahkan harga minyak dan gas.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Q2-2020, BP Catat Rugi Bersih USD 16,8 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular