Analisis Teknikal

Sempat Babak Belur 4%, Bagaimana Nasib IHSG di Sesi II?

Tri Putra, CNBC Indonesia
03 August 2020 12:37
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pertama sesi 1 bulan Agustus Senin (3/8/20) ditutup ambruk ke zona merah dengan penurunan 2,57% di level 5.017,36 setelah sempat ambruk 4% lebih di titik terendahnya 4.928,46.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 930 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 7 triliun. Hanya 43 saham yang naik, 403 saham turun, sisanya 118 stagnan.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan jual bersih sebesar Rp 123 miliar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang dilepas sebanyak Rp 177 miliar, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 361 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Indofood CBP Sukses MakmurTbk (ICBP) dengan beli bersih sebesar Rp 48 miliar dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 7 miliar.

IHSG terjerembab setelah jet lag karena libur merayakan Hari Raya Idul Adha dan ketika periode ini banyak sentimen buruk yang dirilis seperti Pemerintah Jerman yang mengonfirmasi ekonomi Negeri Panzer ini mengalami resesi. Negara ini kembali mencatat kontraksi pada ekonominya di kuartal-II 2020.  Secara tahunan (YoY) ekonomi Jerman,  11,7% setelah sebelumnya di kuartal I 2020, ekonomi Jerman tercatat minus 2,3%.

Selanjutnya ekonomi Amerika Serikat (AS) juga terkoreksi cukup dalam pada kuartal II-2020 yang menyebabkan AS resmi masuk ke jurang resesi.

PDB negeri Paman Sam tersebut anjlok negatif 32,9% pada periode April hingga Juni 2020 kemarin. Pada kuartal I-2020 PDB AS juga telah terkontraksi minus 5%.

Sementara itu bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau bervariatif, Hang Seng Index di Hong Kong turun 0,95%, Nikkei di Jepang terapresiasi 2,16%, sedangkan Indeks STI di Singapore anjlok 1,38%.

Dari Asia Tenggara, salah satu sentimen yakni Filipina yang akan kembali melakukan penguncian (lockdown) lebih ketat di ibu kota Manila. Lockdown dilakukan selama dua minggu, sejak Selasa (4/8/2020) besok hingga 18 Agustus.

Presiden Rodrigo Duterte juga telah menyetujui hal ini dan menamainya 'Modified Enhanced Community Quarantine' atau MECQ. Bukan cuma Manila, provinsi terdekat yakni Laguna, Cavite, Rizal dan Bulacan juga akan di karantina.

Bisnis dan angkutan umum akan ditutup. Izin kerja dibutuhkan selama lockdown berlaku. Filipina per Minggu (2/8/2020) mencatat ada 5.032 kasus baru. Ini merupakan peningkatan harian terbesar di negara itu.

Proyeksi IHSG Sesi II 3 Agustus 2020/Tri PutraFoto: Proyeksi IHSG Sesi II 3 Agustus 2020/Tri Putra
Proyeksi IHSG Sesi II 3 Agustus 2020/Tri Putra

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di dekat dengan area batas bawah atau level support, dengan BB yang melebar maka pergerakan selanjutnya berpotensi naik.

Untuk merubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.048. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 4.957.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 31, sudah mendekati area jenuh jual setelah sebelumnya turun dari area jenuh beli, maka IHSG punya kecenderungan untuk naik.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di arearesistance, maka pergerakan selanjutnya cenderung untuk menguat. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang sudah mendekati area jenuh jual.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular