
"Hantu" Resesi Gentayangan Lagi, Rupiah Jadi Terburuk di Asia
![[DALAM] Rupiah Sentuh 30.000](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/07/20/thumb-rupiah-sentuh-30000_169.jpeg?w=900&q=80)
Rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terburuk pada hari ini. Wajar jika rupiah melemah paling tajam saat ini, sebabnya sudah membukukan penguatan 7 hari beruntun sehingga memicu aksi ambil untung (profit taking). Pada periode tersebut, rupiah menguat 1,63%.
Dolar AS memang sedang bangkit pada hari ini setelah merosot dalam waktu yang cukup lama. Bangkitnya dolar AS terlihat dari indeks-nya yang menguat 0,12% hari ini di 93,568. Kemarin indeks dolar AS kembali nyungsep hingga menyentuh level terendah sejak Juni 2018.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang mengindikasikan akan mempertahankan kebijakan ultra longgar dalam waktu yang cukup lama membuat dolar AS kembali merosot di perdagangan Rabu.
Sesuai prediksi banyak analis, Ketua The Fed, Jerome Powell mempertahankan suku bunga acuan 0 - 0,25%, dan kebijakan pembelian aset (quantitative easing/QE) selama diperlukan guna membangkitkan perekonomian AS.
Artinya, kebijakan tersebut akan ditahan cukup lama, mengingat perekonomian AS masih jauh dari kata bangkit. The Fed melihat perekonomian sudah mulai pulih, tetapi masih sangat jauh dari level sebelum virus corona menyerang dunia.
Lama tertekan, tentunya membuat dolar AS "ngamuk" dan menguat, tetapi lebih karena koreksi teknikal. Ke depannya dolar AS diprediksi masih akan tertekan akibat para analis memprediksi Negeri Paman Sam akan tertinggal dalam hal pemulihan ekonomi dibandingkan negara-negara lainnya.
AS saat ini masih bergelut dengan kenaikan jumlah kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19). Pada 28 Juli lalu, AS melaporkan penambahan kasus baru lebih dari 58 ribu orang, total kasus di Negeri Paman Sam saat ini lebih dari 4,5 juta orang.
Powell saat mengumumkan kebijakan moneter dini hari tadi juga menyatakan terus meningkatnya kasus Covid-19 di AS membuat pemulihan ekonomi berjalan lambat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
