
Masih Rawan! IHSG Sesi II Bakal ke Level 5.140

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis (30/7/2020) melenggang ke zona hijau, dengan penguatan yang sebesar 12,7 poin atau 0,25% ke level 5.123,81.
Penguatan ini mengikuti kenaikan bursa saham Wall Street setelah Federal Reserve atau The Fed memberi sinyal yang menegaskan akan mempertahankan sikap yang sangat akomodatif dan mempertahankan suku bunga acuan di level nol persen sampai ekonomi pulih.
Suku bunga rendah akan memberi ruang bagi emiten untuk melakukan ekspansi. Dengan begitu, tercipta harapan untuk menaikkan pendapatan dan laba. Harga saham pun melambung.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi mencapai Rp 5,32 triliun, dengan investor asing jual bersih (net sell) sebesar Rp 77,35 miliar.
Sementara volume transaksi tercatat 5,89 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 458.276 kali transaksi. Ada sebanyak 150 saham yang naik, sementara turun sebanyak 261 saham dan stagnan 145 saham.
Saham-saham yang mengalami kenaikan di antaranya saham PT Indofarma Tbk (INAF) (10,43%), PT Cardig Aero Services Tbk (BRPT) (9,26%), PT Kimia Farma Tbk (KAEF) (8,11%), sedangkan PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) (5,38%) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) (3,67%).
Saham yang paling banyak dilepas asing hari ini adalah PT Media Nusantara CitraTbk (MNCN) dengan jual bersih (net sell) sebesar Rp 14,7 miliar dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 11,4 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau telkom dengan beli bersih (net buy) sebesar Rp 21,1 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 14,5 miliar.
Sementara dari bursa kawasan Asia lainnya per pukul 12.00 WIB bergerak variatif, indeks Nikkei Jepang turun 0,18%, sementara Hang Seng Hongkong menguat 0,93%, sedangkan indeks Strait Times Singapura ambles 1,74%, dan KOSPI Korea Selatan naik 0,30%.
Pada perdagangan sesi II IHSG diperkirakan masih melemah, kendati terbatas, dengan indikator BB yang berada di area pivot, dengan garis BB yang menyempit dikombinasikan dengan indikator MACD yang berada di garis netral.
Simak analisis teknikal di bawah ini.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area resistance, dengan garis BB yang menyempit maka pergerakan selanjutnya cenderung menguat terbatas.
Untuk melanjutkan kenaikan dari sesi sebelumnya, perlu melewati level resistance selanjutnya yang berada di area 5.140 hingga area 5.175. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati level support yang berada di area 5.100 hingga area 5.065.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berada di area netral, artinya tekanan jual dan beli sama-sama kuat, sehingga berkontribusi pada pergerakan yang terbatas.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 58, dengan garis yang bergerak naik, maka IHSG cenderung masih bergerak naik atau menguat.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area resistance, maka pergerakan selanjutnya cenderung untuk naik terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator MACD yang berada di garis netral.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500