
Di Tengah Pandemi, BTPN Cetak Laba Rp 1,12 T di Semester I

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank BTPN Tbk (BTPN) membukukan laba bersih Rp 1,12 triliun pada periode semester I-2020, turun sekitar 9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan laba tersebut dikontribusi oleh turunnya pendapatan bunga serta kenaikan cost of credit sebesar 63%.
Meski demikian, di tengah pelambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19, BTPN tetap mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 5% menjadi Rp 150,5 triliun pada semester I-2020.
Berdasarkan siaran pers dari BTPN penyaluran kredit dilakukan dengan semakin mengedepankan prinsip kehati-hatian agar mampu menghasilkan pertumbuhan yang berkualitas.
Hal tersebut tercermin dari rasio kredit bermasalah (non perfoming loan/NPL) sebesar 1,12%, mengalami kenaikan 0,81% dari setahun laun. Meski demikian angka, ini masih relatif rendah dibandingkan NPL industri perbankan yang pada April 2020 tercatat sebesar 2,89%.
Pertumbuhan kredit didorong oleh penyaluran kredit di segmen korporasi yang tumbuh 18% dari Rp 75,2 triliun year on year menjadi Rp 88,6 triliun di akhir Juni 2020. Pembiayaan segmen korporasi yang merupakan pembiayaan jangka panjang; diantaranya untuk proyek ketahanan energi, ketahanan pangan dan infrastruktur, merupakan komitmen Bank BTPN terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.
Likuiditas Bank BTPN terjaga dengan baik diantaranya dengan kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi Rp 101,4 triliun pada akhir Juni 2020, meningkat 4% dari periode yang sama tahun lalu. Kenaikan DPK ditopang oleh kenaikan jumlah deposito, meskipun pada kuartal II-2020 bunga deposito mengalami penurunan suku bunga sejalan dengan penurunan suku bunga acuan. Kenaikan DPK di tengah penurunan suku bunga, mencerminkan kepercayaan nasabah kepada Bank BTPN.
Loan to Deposit Ratio (LDR) menjadi 148,4% pada akhir Juni 2020. Dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23,09% dimana modal inti merupakan 79% dari total modal Bank BTPN, maka Bank memiliki struktur modal yang solid.
"Kami bersyukur, di tengah situasi yang menantang seperti ini, Bank BTPN mampu menjaga fundamental bank dengan baik disertai dengan portofolio kredit yang sehat sehingga dampak pandemi dapat diminimalisasi," kata Direktur Utama Bank BTPN, Ongki Wanadjati Dana.
Dengan visi menjadi bank pilihan utama di Indonesia yang dapat memberikan perubahan berarti dalam kehidupan jutaan orang terutama dengan teknologi digital, Bank BTPN konsisten mengembangkan Jenius sebagai platform untuk melayani segmen nasabah yang lebih luas. Hingga akhir Juni 2020, jumlah pengguna terdaftar Jenius mencapai 2,7 juta nasabah atau tumbuh 65% dari tahun sebelumnya.
"Kondisi pandemi COVID-19 ini membuat kita semakin merasakan bahwa layanan perbankan digital sangat mendukung kehidupan kita sehari-hari. Hal itu membuat kami semakin meyakini platform ini akan terus dikembangkan untuk mendukung bisnis ritel Bank BTPN ke depannya," ucap Ongki.
Terkait portofolio yang terdampak langsung dari pandemi, Bank BTPN telah melakukan langkah restrukturisasi. Hingga Juni 2020, total nilai kredit yang disetujui untuk mendapat restrukturisasi tercatat sebesar Rp 4,1 triliun atau sekitar 3% dari keseluruhan portofolio kredit.
Sementara kondisi likuiditas Bank yang di antaranya tercermin pada indikator likuiditas (liquidity coverage ratio/ LCR) dan (net stable funding ratio/NSFR) berada jauh di atas ketentuan regulator (100%), yaitu LCR tercatat 221,96% dan NSFR sebesar 116,56% per posisi akhir Juni 2020.
Bank BTPN berkomitmen untuk mendukung nasabahnya dalam menghadapi dampak negatif COVID-19, serta senantiasa menerapkan protokol kesehatan untuk melindungi karyawan dan nasabah Bank BTPN. Selain itu komitmen Bank untuk melakukan investasi untuk menunjang pertumbuhan bisnis jangka panjang juga tetap dilakukan.
"Kinerja yang relatif baik pada paruh pertama 2020 membuat kami semakin termotivasi untuk lebih baik dalam melayani jutaan masyarakat Indonesia," tutup Ongki.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Direktur BTPN Hiromichi Kubo Mengundurkan Diri