
Apes! Harga Batu Bara Sentuh Level Terendah, Ini Pemicunya

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal acuan Newcastle masih terus melanjutkan tren koreksi. Kemarin harga batu bara menyentuh level terendahnya sejak 5 Mei 2020.
Pada perdagangan Selasa kemarin (28/7/2020), harga batu bara untuk kontrak yang aktif ditransaksikan ditutup melemah 1,24% ke US$ 51,7/ton. Pelemahan terus-terusan ini karena belum ada perbaikan fundamental pasar yang signifikan.
Berdasarkan data Refinitiv, harga batu bara Newcastle berkalori 6322kcal GAR FOB turun 0,4% menjadi US $ 52,00/ton. Saat ini belum ada kabar lanjutan soal desas-desus China akan melonggarkan pembatasan impor batu baranya.
Faktanya, harga batu bara domestik Negeri Panda juga turun dengan harga FOB Qinhuangdao terpangkas 2,2% w-o-w menjadi RMB 572 atau setara dengan US$ 81,67 dengan kurs acuan saat ini.
Penurunan harga ini mengindikasikan bahwa ketatnya pasar batu bara domestik China telah berkurang sehingga mengurangi kemungkinan bahwa pembatasan impor akan dilonggarkan.
Persediaan batu bara di Qinhuangdao, pelabuhan pengiriman utama di China Utara, berada pada posisi 5,32 juta ton pada 24 Juli, naik 4% dari 5,10 juta ton pada minggu sebelumnya.
Total stok di pelabuhan utama Bohai di Caofeidian, Qinhuangdao dan Jingtang di wilayah tersebut mencapai 14,65 juta ton pada hari Jumat 3 Juli lalu, naik dari 14,65 juta ton seminggu sebelumnya dan naik 20% dari level terendah baru-baru ini di 12,24 juta ton pada awal Juni.
Berdasarkan data Refinitiv Coal Flow, impor Korea Selatan dan Jepang yang berakhir pada 19 Juli secara total masing-masing sebanyak 0,66 dan 1,93 juta ton. Lebih rendah dibandingkan dengan masing-masing 0,78 dan 2,17 juta ton yang diimpor di masing-masing negara pada minggu sebelumnya.
Impor batu bara Jepang untuk bulan Juni mencatatkan penurunan 6,3% dari bulan yang sama tahun sebelumnya menjadi 13,12 juta ton, menurut statistik perdagangan awal yang dirilis oleh Kementerian Keuangan Jepang.
Dari sisi pasokan, Whitehaven Coal sebagai penambang batu bara independen terbesar di Australia, mengatakan pandemi Covid-19 dan pembatasan impor China telah memberikan pukulan hebat terhadap permintaan dan harga batu bara Australia.
Mengingat kondisi pasar yang lemah saat ini, Whitehaven mengatakan tidak punya pilihan selain menunda proyek ekspansi Vickery dan Narrabri Stage 3 hingga melampaui 2020.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article April 2020, HBA Anjlok ke Level USD 65,77