
Menguat Seiprit, Tapi Rupiah Jadi Jawara Asia!

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Nilai tukar rupiah kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (28/7/2020) melanjutkan kinerja positif awal pekan kemarin. Jika melihat sejak pekan lalu, rupiah kini sudah mencatat penguatan 6 hari perdagangan beruntun. Dolar AS yang terus nyungsep menjadi pemicu penguatan rupiah dalam beberapa hari terakhir.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,28% di Rp 14.450/US$. Apresiasi rupiah sempat bertambah hingga 0,48% ke Rp 14.420/US$, sekaligus menjadi level terkuat intraday.
Penguatan rupiah terpangkas cukup banyak, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini di level Rp 14.480/US$, menguat hanya 0,07% di pasar spot.
Meski penguatannya seiprit, tetapi sudah cukup membawa rupiah menjadi juara alias mata uang dengan kiinerja terbaik di Asia hari ini.
Maklum saja, mayoritas mata uang utama Asia hari ini melemah melawan dolar AS. Selain rupiah hanya dolar Taiwan yang menguat, juga seiprit 0,05% hingga pukul 15:10 WIB.
Posisi rupiah bisa saja berubah mengingat perdagangan di negara lain masih belum berakhir.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Pagi tadi, mayoritas mata uang utama Asia menguat melawan dolar AS. Rupiah tetap memimpin penguatan sebesar 0,48%. Indeks dolar AS yang semakin nyungsep menjadi pemicu penguatan mata uang Asia.
Pagi ini indeks dolar AS berada di kisaran 93.493 yang merupakan level terendah sejak Juni 2018. Indeks ini dibentuk dari 6 mata uang, euro, yen, poundsterling, dolar Kanada, franc Swiss, dan krona Swedia, tetapi juga menjadi indikator kekuatan dolar AS terhadap mata uang lainnya.
Tetapi setelah menyentuh level terendah 2 tahun tersebut, indeks dolar perlahan bangkit, sore ini berada di level 93,962, menguat 0,31% dibandingkan posisi akhir Senin kemarin. Kebangkitan tersebut terjadi setelah mengalami penurunan dalam 7 hari beruntun, jika melihat lebih ke belakang lagi tren penurunan akan semakin panjang.
Akibat penguatan indeks dolar AS, mata uang utama Asia yang sebelumnya menguat berbalik ke zona merah. Beruntung rupiah masih mampu mempertahankan penguatan, meski seiprit cukup membawanya menjadi juara Asia.
