Stimulus AS Kian Pasti, Bursa Eropa Menguat di Pembukaan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
28 July 2020 14:45
A trader works as screens show market data at CMC markets in London, Britain, December 11, 2018. REUTERS/Simon Dawson
Foto: Seorang pedagang bekerja sebagai layar menunjukkan data pasar di pasar CMC di London, Inggris, 11 Desember 2018. REUTERS / Simon Dawson

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa bergerak ke zona hijau pada pembukaan Selasa (28/7/2020), merespons kemajuan stimulus Amerika Serikat (AS) untuk mengatasi dampak pandemi.

Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa, naik 0,5% pada sesi pembukaan. Indeks saham sektor konstruksi melesat 1% menjadi pemimpin reli indeks saham sektoral.

Setengah jam kemudian, reli Stoxx 600 bertambah menjadi 0,69 poin (+0,19%) ke 366,84. Di sisi lain indeks FTSE Inggris naik 28,97 poin (+0,47%) ke 6.133,85, indeks DAX Jerman naik 34,51 poin (+0,27%) ke 12.873,17 sedangkan CAC Prancis minus 13,08 poin (-0,27%) ke 4.926,54.

Bursa Eropa cenderung mengekor tren penguatan di bursa Asia, di mana indeks Kospi Korea Selatan, Hang Seng Hong Kong, indeks Shanghai China, dan indeks Strait Times menguat.

Pimpinan Senat AS Mitch McConnell pada Senin mengumumkan rencana paket senilai US$ 1 trillion, dengan memuluskan jalan persetujuan dengan kubu Demokrat untuk mengganti program tunjangan pengangguran sebelumnya.

Beberapa poin yang diatur adalah memfungsikan kembali aktivitas sekolah dan bisnis dalam skala penuh dan penyediaan tunjangan senilai US$ 200 per pekan, turun dari tunjangan di program sebelumnya yang bakal selesa pada akhir bulan ini senilai US$ 600 per pekan.

Investor juga akan memantau rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) di mana Ketua Fed Jerome Powell bakal menekankan kembali sikap kebijakan moneternya yang longgar (dovish).

Di sisi lain, harga emas terus menguat menyentuh rekor tertinggi baru dan bertengger di US$ 1.975 per troy ons. Pelaku pasar mulai mengincar level harga USS$ 2.000. kenaikan harga logam mulia terjadi di tengah lonjakan kasus corona yang telah mencapai 16,5 juta di seluruh dunia.

Kondisi tersebut membuat prospek pemulihan ekonomi cenderung mengabur.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 'Mimpi Buruk' Dalam Sejarah IHSG

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular