Rekor Emas Dunia Turut Kerek Kurs Dolar Australia, Kok Bisa?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 July 2020 15:14
Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (27/7/2020). Harga emas dunia yang mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah membuat Mata Uang Kanguru terkerek naik.

Pada pukul 13:00 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.339,83, dolar Australia menguat 0,12% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Di saat yang sama, rupiah padahal sedang menguat 0,21% melawan dolar Amerika Serikat (AS).

Harga emas dunia hari ini mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Pagi ini emas melesat 2,26%% ke US$ 1.943,92/troy ons, yang mematahkan rekor tertinggi sepanjang masa sebelumnya US$ 1.920,3/troy ons yang dicetak nyaris 10 tahun yang lalu, tepatnya pada 6 September 2011.

Ambrolnya indeks dolar AS membuat harga emas dunia terus melesat. Maklum saja, berdenominasi dolar AS, harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya kala dolar AS melemah, sehingga permintaannya akan meningkat dan harganya pun melesat. Apalagi di tengah kondisi perekonomian yang sedang merosot ke jurang resesi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19). 

Indeks dolar AS kembali turun ke 94,117 yang merupakan level terendah sejak September 2018.

Emas merupakan salah satu komoditas ekspor terbesar Australia, sehingga kenaikan harganya tentunya akan menambah pendapatan negara. Berdasarkand dara dari Departemen Hubungan Luar Negeri dan Perdagangan, emas berkontribusi sebesar 4,8% dari total ekspor Australia di tahun 2018, dan berada di urutan ke enam komoditas ekspor terbesar. 

Selain emas dunia, harga bijih besi yang merupakan komoditas ekspor terbesar Australia, berkontribusi sekitar 15% dari total ekspor, juga diramal akan mengalami peningkatan harga. Sebabnya, indeks dolar AS yang terus menurun.

Harga komoditas dunia dibanderol dengan dolar AS, kala mata uang Paman Sam tersebut melemah, harganya menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan berpeluang meningkat. Kala permintaan meningkat, harga komoditas pun akan naik.

"Indeks dolar anjlok, sementara logam mulia menguat tajam, perak menguat sekitar 15% pekan ini, dan emas sekitar 3% dari rekor tertinggi sepanjang masa. Akibatnya mata uang yang terkait dengan komoditas seperti dolar Australia, real Brasil, krona Norwegia, krona Swedia, dan rand Afrika Selatan memimpin penguatan di pekan ini," kata Robin Wilkin, Global Cross Asset Strategist di LIoyd Bank, sebagaimana dilansir Poundsterling Live, Kamis (23/7/2020).

Kini emas dunia sudah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, dan komoditas lainnya berpeluang juga mengalami kenaikan harga. Kurs dolar Australia pun berpotensi terus merangkak naik.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular