Buffett Mulai Belanja Saham Puluhan Triliun, Tanda Apa Ini?

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
24 July 2020 15:03
Warren Buffett. (AP Photo/Nati Harnik, File)
Foto: Warren Buffett. (AP Photo/Nati Harnik, File)

Jakarta, CNBC Indonesia - Orang terkaya nomor empat dunia, yang juga pemilik perusahaan investasi Berkshire Hathaway Warren Buffet belakangan tampak mulai kembali aktif belanja saham. Saat Warren Buffett memutuskan untuk memegang uang tunai, banyak investor yang khawatir pasar keuangan dunia akan mengalami keruntuhan.

Buffett tampaknya sudah menemukan sinyal pasar keuangan dunia bakal bangkit lagi. Pelan-pelan dia mulai membelanjakan uangnya. Dalam kurun waktu kurang dari sebulan, Buffett diketahui sudah melakukan dua pembelian saham dengan nilai yang cukup fantastis.

Buffett terungkap membeli saham Bank of America dengan nilai fantastis, yaitu US$ 813,3 juta atau sekitar Rp 12 triliun. Dilansir dari CNBC Internasional, Jumat (24/7/2020), menurut komisi pengawas pasar modal Amerika Serikat (AS), Buffett memborong 33,9 juta lembar saham raksasa bank AS tersebut antara Senin dan Rabu pekan ini.

Buffett melakukan aksi pembelian saham tersebut lewat perusahaan investasinya, Berkshire Hathaway. Aksi ini membuat kepemilikan saham Buffett di Bank of America naik US$ 813,3 juta menjadi lebih dari US$ 24 miliar atau sekitar Rp 348 triliun.

Pada rapat pemegang saham Berkshire Mei lalu, Buffett menyampaikan pesan-pesan yang optimistis di tengah pandemi.

"Tak ada yang bisa menghentikan Amerika, keajaiban dan mukjizat Amerika akan selalu muncul terus," kata Buffett.

Awal bulan ini, Buffett melalui Berkshire Hathaway dikabarkan bakal mengakuisisi perusahaan energi, Dominion Energy, senilai US$ 4 miliar atau sekitar RP 60 triliun (estimasi kurs RP 15.000/dolar).

Namun, jika memperhitungkan asumsi utang perusahaan, kesepakatan itu akan bernilai hampir US$ 10 miliar atau sekitar Rp 150 triliun. Rencana pembelian itu menggemparkan pasar mengingat hal itu di umumkan setelah Berkshire telah cukup lama absen dari kegiatan akuisisi dan lebih banyak menimbun uang.

Saat rapat umum pemegang saham Berkshire  Mei lalu, diketahui perusahaan ini memiliki uang tunai senilai US$ 137 miliar. Alasan dari langkah itu adalah karena pasar keuangan tengah merosot, dan bahwa ia belum melihat banyak kesepakatan yang menguntungkan, meskipun banyak kesempatan di pasar.

"Kami belum melakukan apa-apa karena kami tidak melihat sesuatu yang menarik untuk dilakukan," kata Buffett pada saat itu, sebagaimana dilaporkan CNBC International.

"Jika kami benar-benar menyukai apa yang kami lihat, kami akan melakukannya, dan itu akan terjadi suatu hari nanti."

Dominion yang berkantor pusat di Virginia, Amerika Serikat (AS) memiliki lebih dari 7 juta pelanggan energi di 20 negara bagian di AS, termasuk di Virginia, North dan South Carolina, Ohio dan Utah.

Sebagai hasil dari penjualan dan operasinya yang efisien, Dominion mengatakan bahwa mereka sekarang memproyeksikan pendapatan operasinya untuk tahun 2020 akan menjadi US$ 3,37 hingga US$ 3,63 per saham. Dalam proyeksi sebelumnya adalah sebesar US$ 4,25 hingga US$ 4,60 per saham.

Selain itu, perusahaan juga berencana untuk memangkas dividen pada kuartal keempat menjadi 63 sen per saham, dari 94 sen per saham yang dibayarkan di masing-masing dua kuartal pertama tahun ini dan mengantisipasi pembayaran untuk kuartal ketiga.

Saat ini, Dominion membayar 85% dari pendapatan operasinya, tetapi setelah transaksi ini perusahaan menargetkan pembayaran laba operasi sebesar 65%. Pengurangan ini disebut perusahaan lebih sesuai dengan rekan-rekannya.


Bagi Berkshire, pembelian ini merupakan jalan untuk memperkuat pijakannya dalam bisnis gas alam. Dengan pembelian itu, Berkshire Hathaway Energy akan memiliki 18% dari semua transmisi gas alam antar negara di Amerika Serikat, naik dari 8% saat ini.

Berdasarkan ketentuan transaksi, Berkshire Hathaway Energy akan memperoleh 100% dari Transmisi Energi Dominion, Questar Pipeline dan Transmisi Gas Carolina, dan 50% dari Sistem Transmisi Gas Iroquois. Berkshire juga akan mengakuisisi 25% dari Cove Point LNG, fasilitas ekspor, impor, dan penyimpanan untuk gas alam cair, salah satu dari hanya enam terminal ekspor LNG di AS.

"Kesepakatan ini tunduk pada persetujuan peraturan dan diharapkan akan ditutup pada kuartal keempat tahun ini," jelas media AS ini.

Tampaknya Buffett benar-benar yakin penemuan vaksin corona akan mengakhiri periode suram pasar keuangan dunia.

Presiden AS Donald Trump mengingatkan bahwa pandemi kemungkinan bakal "memburuk sebelum kemudian membaik." "Itu sesuatu yang saya tak suka katakan tapi memang demikianlah adanya, itulah yang kita hadapi," tuturnya dalam konferensi pers di Gedung Putih.

Pernyataan Trump tersebut memicu kenaikan harga saham Pfizer lebih dari 3%, setelah pemerintah AS mengizinkan dan bahkan membayar perseroan senilai US$ 1,95 miliar untuk memproduksi 100 juta dosis vaksin virus corona jika terbukti aman dan efektif. AS bisa menambah 500 juta dosis jika diperlukan.

"Biasanya, perlu satu dekade untuk menciptakan vaksin baru melalui beberapa tahap pengembangan dan pengujian. Namun, urgensi pandemi.. berujung pada mobilisasi sumber dana medis global yang jarang terlihat dalam sejarah manusia," tutur Ed Yardeni, Direktur Investasi Yardeni Research, dalam laporan risetnya yang dikutip CNBC International.


(hps/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warren Buffett Cs Pilih Pegang Tunai, Tanda Keruntuhan Pasar?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular