Analisis Teknikal

Euphoria Vaksin Corona, IHSG Sesi II Bertahan Hijau

Haryanto, CNBC Indonesia
23 July 2020 12:37
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis (23/7/2020) berakhir di level 5.153,95 atau naik 0,86% atau 43,77 poin ditopang oleh kabar vaksin Covid-19 Sinovac, sehingga menepis kekhawatiran tensi perang dingin antara AS-China dan juga ekonomi Korsel yang masuk jurang resesi.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengkonfirmasi bahwa kandidat vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech sudah tiba di Indonesia dan sekarang dalam proses uji klinis tahap tiga di Bio Farma.

"Kami memang berharap nanti setelah selesai uji klinis dan dites maka bisa diproduksi juga di Indonesia. Beberapa negara memang mengajak kita kerja sama," ujar Arya Sinulingga dalam konferensi pers virtual, Senin (20/7/2020).

Arya Sinulingga menambahkan dipilihkan Bio Farma dalam melakukan uji klinis karena perusahaan farmasi plat merah ini cukup dikenal dikalangan internasional dan dianggap mampu melakukan pembuatan dan uji klinis vaksin.

"Jadi jangan heran kalau Bio Farma memang dipercaya beberapa negara untuk diikutsertakan [dalam uji vaksin Covid-19]," tambah Arya.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi mencapai Rp 5,26 triliun, investor asing masih mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp 24,06 miliar di semua pasar. Sementara volume transaksi tercatat 7,27 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 488.656 kali transaksi. Ada 215 saham yang naik, sementara turun sebanyak 169 saham dan stagnan 168 saham.

Saham-saham yang membukukan kenaikan di antaranya saham PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) (24,39%), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) (22,44%), PT Indika Eneregy Tbk (INDY) (9,47%), sedangkan PT PP Properti Tbk (PPRO) (8,00%) dan PT PP (persero) Tbk (PTPP) (7,61%).

Apresiasi IHSG bahkan terjadi di tengah ketegangan antara AS-China yang kembali muncul setelah AS meminta Beijing untuk menutup kantor konsulat diplomatiknya di Houston dalam 72 jam ke depan. China pun mengutuk tindakan tersebut dan memperingatkan balasan.

Selain itu, kabar seputar resesi yang terjadi di Negeri Ginseng tak menyurutkan pelaku pasar untuk masuk pasar saham domestik. Dalam pengumuman Bank of Korea, PDB secara kuartalan (QtQ) pada kuartal II 2020 tercatat -3,3%. Pada basis yang sama di kuartal I, ekonomi -1,3%.

Sentimen positif IHSG juga datang dari bursa saham Amerika Serikat (AS), yaitu Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Rabu kemarin (Kamis pagi waktu Indonesia) yang berakhir di zona hijau.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 165,44 poin atau 0,6% menjadi 27.005,84, Nasdaq menguat 25,76 poin atau 0,2% menjadi 10.706,13 dan S&P 500 naik 18,72 poin atau 0,6% menjadi 3.276,02. Dow Jones mencapai level penutupan terbaik dalam kurun lebih dari sebulan dan S&P 500 naik ke level penutupan tertinggi baru lima bulan.

Apresiasi bursa Wall Street datang karena para pelaku pasar tetap optimis terhadap prospek ekonomi meskipun lonjakan baru-baru ini dalam kasus virus corona. Sementara kenaikan juga didorong oleh berita tentang kesepakatan vaksin coronavirus antara pemerintah AS dengan perusahaan Pfizer dan BioNTech serta kemajuan nyata pada negosiasi stimulus AS.

AS sepakat untuk membayar Pfizer dan mitranya BioNTech, Jerman, senilai US$ 1,95 miliar untuk memproduksi 100 juta vaksin coronavirus jika terbukti aman dan efektif. Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan menambahkan AS dapat memperoleh tambahan 500 juta dosis obat berdasarkan perjanjian.

Pada perdagangan sesi II IHSG diperkirakan masih bertahan di zona hijau, dengan indikator BB yang berada di area resistance, dengan garis yang semakin melebar dikombinasikan indikator MACD yang masih bermain di wilayah positif. Artinya kecenderungan masih menguat meski terbatas.

Simak analisis teknikal di bawah ini.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area resistance, dengan garis BB yang masih melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung masih menguat.

Untuk melanjutkan kenaikan dari sesi sebelumnya, perlu melewati level resistance selanjutnya yang berada di area 5.170 hingga area 5.225. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati level support yang berada di area 5.120 hingga area 5.070.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang masih bermain di wilayah positif, maka kecenderungan pergerakan untuk menguat.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 68 setelah menyentuh area oversold, dengan garis yang bergerak turun, maka IHSG kemungkinan sedikit koreksi atau konsolidasi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area resistance, dengan garis yang melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung masih menguat. Namun, penguatan menjadi terbatas karena indikator RSI yang sudah overbought atau jenuh beli.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular