
Emas Cetak Rekor 9 Tahun, Siap-siap Tembus US$ 1.846/oz

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia akhirnya kembali melesat naik sejak awal pekan kemarin, dan berlanjut pada hari ini Selasa (21/7/2020). Emas sekali lagi menunjukkan pergerakan searah dengan indeks saham global. Padahal, emas dan saham merupakan aset yang berlawan, emas merupakan aset aman (safe haven) dan saham dianggap sebagai aset berisiko.
Pada pukul 16:40 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.822.87/troy ons, menguat 0,41% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Pergerakan seirama 2 aset yang berlawan ini dikatakan akibat stimulus moneter yang digelontorkan bank sentral dunia guna meredam dampak pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
Melansir Kitco News, Hans Albrecht, manager portofolio di Horizons ETF, mengatakan kebijakan stimulus moneter melalui program pembelian aset (quantitative easing/QE) dikatakan menjadi pemicu penguatan bursa saham, tetapi di sisi lain kebijakan tersebut menimbulkan risiko kenaikan inflasi dan penurunan nilai mata uang. Dua hal yang disebutkan terakhir tersebut menjadi pemicu investor memburu emas.
Albrecht memprediksi, harga emas akan mencapai US$ 2.000/troy ons di akhir tahun ini. Artinya emas akan mencetak sejarah baru, melesat rekor tertinggi sepanjang masa US$ 1.920/troy ons yang dicapai pada September 2011 lalu.
"Dalam pandangan saya, harga emas punya peluang yang besar menuju US$ 2.000/troy ons di akhir tahun nanti, dan tahun depan akan jauh lebih tinggi" kata Albrecht sebagaimana dilansir Kitco News.
Dalam analis tersebut, dilihat dari grafik bulanan disebutkan jika emas mampu menembus US$ 1.800/troy ons, maka peluang mencapai rekor tertinggi akan semakin besar.
Emas saat ini sudah di atas level tersebut, dengan catatan tidak turun jauh lagi ke bawah US$ 1.800/troy ons, cuma masalah waktu logam mulia ini akan mencapai rekor tertinggi.
Sementara untuk short term, target kenaikan ke US$ 1.846/troy ons setelah berhasil melewati pola Rectangle.
![]() Foto: Refinitiv |
Target kenaikan tersebut diberikan jika emas hari ini mampu mengakhiri perdagangan di atas US$ 1.818/troy ons yang merupakan batas atas pola Rectangle. Jika itu terjadi, artinya emas berhasil break out dan momentum penguatan akan bertambah
Pola Rectangle menjadi indikasi emas berada dalam fase konsolidasi atau bergerak sideways, dengan batas bawah di US$ 1.790/troy ons. Rentang batas bawah ke batas atas pola Rectangle sebesar US$ 28, jadi ketika batas atas berhasil ditembus maka target penguatan emas juga sebesar US$ 28 dari batas atas US$ 1.746/troy ons.
Sementara itu, indikator stochastic masih berada di wilayah jenuh beli (overbought). Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun.
Koreksi berisiko membawa harga emas ke level US$ 1.812 yang kini menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Jika dilewati, emas berisiko terkoreksi ke US$ 1.800/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas
