Ada Apa Ini? Kurs Dolar Australia Makin Mahal, Kini Rp 10.345

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 July 2020 13:48
Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (21/7/2020), berada di dekat level tertinggi dalam lebih dari 1,5 tahun terakhir.

Gubernur Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) Philip Lowe, yang tidak mempermasalahkan posisi nilai tukar dolar Australia saat ini membuatnya kembali perkasa.

Nilai tukar dolar Australia melawan dolar Amerika Serikat (AS) saat ini berada di atas 0,7/US$ dan berada di dekat level tertinggi 6 bulan. Gubernur Lowe saat berbicara pagi tadi posisi nilai tukar dolar Australia sudah sesuai dengan fundamentalnya.

Akibat pernyataan tersebut, dolar Australia menjadi kuat juga melawan rupiah, pada pukul 12:59 WIB berada di 10.345,86, menguat 0,29% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak Desember 2018.

Saat berbicara dengan Tema Covid-19: The Labor Market and The Public-sector Balance Sheet, Gubernur Lowe juga mengatakan tingkat pengangguran di Australia masih akan meningkat lagi meski pemulihan ekonomi sedang berjalan.

Biro Statistik Australia pada pekan lalu melaporkan tingkat pengangguran Australia melesat naik menjadi 7,4% dari bulan sebelumnya 7,1%. Tingkat pengangguran di bulan Juni tersebut merupakan yang tertinggi sejak Mei 1998.

Pandemi penyakit virus corona (Covid-19) menjadi penyebab kenaikan tingkat pengangguran di Australia, bahkan di seluruh dunia. Australia sebenarnya sudah sukses meredam penyebaran virus corona, kebijakan karantina (lockdown) pun dilonggarkan pada bulan Juni lalu.

Tetapi, belakangan ini jumlah kasus Covid-19 kembali meningkat khususnya di Negara Bagian Victoria dan New South Wales. Alhasil, kota Melbourne di Victoria yang menjadi hotspot penyebaran kembali di-lockdown sejak 9 Juli lalu.

Sebanyak 5 juta warga Melbourne dilarang meninggalkan rumah selama 6 pekan ke depan, kecuali karena alasan penting.

Meski demikian, kurs dolar Australia tetap saja menguat, apalagi setelah dikatakan posisinya saat ini sudah sudah dengan fundamentalnya. Artinya RBA tidak mengharapkan dolar Australia akan melemah untuk membantu perekonomian. Kala dolar Australia melemah, maka produk dari Negeri Kanguru akan lebih murah, sehingga ekspor berpotensi meningkat. Tetapi, sekali lagi RBA melihat nilai tukar dolar Australia saat ini sudah membantu pemulihan ekonomi, sehingga tak perlu lebih rendah lagi.

Sepanjang pekan lalu, dolar Australia menguat 2,5% melawan rupiah, kemarin bertambah lagi sebanyak 0,87%, dan hari ini masih terus melaju naik.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular