
Rupiah Menguat tapi Kurang Tenaga, Mager di Rp 14.700/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (21/7/2020) setelah melemah cukup tajam kemarin. Update terbaru vaksin virus corona membuat rupiah menguat, tetapi masih kurang tenaga akibat dihantui isu resesi.
Berdasarkan data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.710/US$, tetapi setelahnya langsung menguat hingga 0,27% ke Rp 14.670/US$. Penguatan rupiah kemudian terpangkas menjadi 0,07% saja berada di level Rp 14.700/US$ hingga pukul 12:00 WIB.
Kemarin rupiah melemah cukup tajam 0,62% ke Rp 14.710/US$ di awal pekan kemarin, setelah merosot 1,81% sepanjang pekan lalu. Di awal perdagangan kemarin, rupiah bahkan sempat ambrol 1,44% ke Rp 14.830/US$ yang menjadi level terlemah 2 bulan, tepatnya sejak 19 Mei lalu.
Rupiah mendapat tekanan sejak pekan lalu akibat meningkatnya risiko terjadinya resesi di Indonesia.
Selain itu Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tak lepas dari sentimen global. Hal itu dikatakan Destry saat menjadi pembicara dalam seminar yang digelar Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Senin (20/7/2020).
"Memang kalau diperhatikan belakangan ini nilai tukar bukan hanya di Indonesia tapi emerging market juga terus mengalami tekanan," ujar Destry.
Menurut dia, hal itu tak lepas dari analisis-analisis terkini terkait kondisi perekonomian global.
"Bahwa kondisinya (resesi) akan lebih deeper (dalam) dan longer (lama) sehingga terjadilah risk off. Jadi mereka menjauhi kembali instrumen-instrumen ataupun market yang mereka anggap akan membuat risiko tinggi," kata Destry.
Dihantui resesi dari dalam negeri dan luar negeri membuat rupiah kekurangan tenaga untuk menguat. Padahal kabar bagus datang dari hasil uji coba vaksin corona yang membuat pelaku pasar ceria. Kala sentimen pelaku pasar membaik, aliran modal akan kembali masuk ke Indonesia, yang membuat rupiah perkasa.
Hasil uji coba awal terhadap tiga kandidat vaksin corona menunjukkan hasil yang positif.
Vaksin pertama adalah yang diproduksi oleh AstraZaneca bekerja sama dengan Oxford University. Hasil uji coba menunjukkan bahwa imun tubuh responden bekerja dengan baik tanpa efek samping yang signifikan.
Kedua adalah vaksin buatan CanSiono Biologics dan divisi riset militer China. Dari 508 orang relawan yang diuji coba, sebagian besar membuahkan hasil positif. Imun tubuh meningkat dan tidak ada efek samping yang berlebihan.
Ketiga adalah kolaborasi BioNTech dan Pfizer yang melakukan uji coba terhadap vaksin yang menggunakan Ribonucleic Acid (RNA). Vaksin mendorong sel untuk membuat protein yang menyerupai bentuk luar virus corona. Kemudian materi ini akan dianggap sebagai benda asing yang kemudian ditangkal oleh sistem imun sehingga akan ampuh untuk menghadapi virus yang sesungguhnya.
"Pekan ini, ada kabar gembira karena vaksin memberi harapan. Optimisme pelaku pasar meningkat," sebut Felicity Emmet dari ANZ Research, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
