Gilak! Saham Farmasi Terbang, Respons Vaksin Corona Siap Edar

Tri Putra, CNBC Indonesia
21 July 2020 09:42
Kondisi papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/2/2018). IHSG hari ini bergerak negatif karena respon sentimen anjloknya bursa saham Amerika hingga 4,15%. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham farmasi kembali melesat pada perdagangan pagi hari ini karena kabar vaksin Covid-19 yang sudah sampai di Indonesia.

Harga saham dua anak usaha Bio Farma, PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melesat pada perdagangan hari ini. Kenaikan ini setelah kabar bahwa kandidat vaksin corona telah tiba di Indonesia dan sedang dalam proses uji klinis tahap tiga di Bio Farma.

Harga saham INAF melesat 19,50% ke level harga Rp 1.440/unit sedangkan KAEF terbang 17,82% ke level harga Rp 1.620/unit.

Diketahui kepemilikan PT Biofarma di saham KAEF sebesar 90,03% dan sisanya 9,97% publik, sedangkan kepemilikan PT Biofarma di saham INAF adalah sebesar 80,68%, 13,91% dimiliki oleh Asabri, sisanya 5,4% dimiliki oleh publik.

Selanjutnya saham emiten farmasi PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) juga berhasil melesat 5,96% ke level Rp 800/unit setelah kemarin asing masuk cukup besar lewat pasar negosiasi di emiten ini. Bahkan saham PYFA sudah melesat 304,4% selama tahun berjalan.

Tidak mau kalah saham farmasi berkapitalisasi pasar terbesar di Indonesia PT Kalbe Farma Tbk (KAEF) juga ikut melesat 3,37% di level Rp 1.535/unit.

Terbaru, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengkonfirmasi bahwa kandidat vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech sudah tiba di Indonesia dan sekarang dalam proses uji klinis tahap tiga di Bio Farma.

"Kami memang berharap nanti setelah selesai uji klinis dan dites maka bisa diproduksi juga di Indonesia. Beberapa negara memang mengajak kita kerja sama," ujar Arya Sinulingga dalam konferensi pers virtual, Senin (20/7/2020).

Arya Sinulingga menambahkan dipilihkan Bio Farma dalam melakukan uji klinis karena perusahaan farmasi plat merah ini cukup dikenal dikalangan internasional dan dianggap mampu melakukan pembuatan dan uji klinis vaksin. 

"Jadi jangan heran kalau Bio Farma memang dipercaya beberapa negara untuk diikutsertakan [dalam uji vaksin Covid-19]," tambah Arya.

"Saya dapat informasi vaksin Sinovac agak berbeda dengan yang lain karena dia agak melebar dia agak bisa untuk beberapa jenis virus corona yang berkembang. Jadi dicoba di China juga, saat ini kita proses juga coba itu."

Sebulan lalu, Sinovac Biotech mengumumkan vaksin yang dikembangkannya menunjukkan hasil positif pada uji klinis fase 1 dan 2. Vaksin ini aman dan mampu memicu respons kekebalan dan menunjukkan adanya potensi pertahanan diri melawan infeksi virus Covid-19.

Kandidat vaksin Covid-19 bernama CoronaVac ini belum menunjukkan efek samping parah dan 90 orang disuntikkan vaksin ini menunjukkan adanya pembentukan antibodi penawar dalam 14 hari setelah inokulasi," ujar Sinovac dalam keterangan pers.

Uji klinis fase I dan fase II dilakukan di China dengan melibatkan 743 relawan dengan rentan usia 18 tahun hingga 59 tahun. Perusahaan masih memantau perkembangan uji ini hingga 28 hari setelah disuntikkan dan akan dipublikasikan di jurnal akademik.

"Studi fase I/II kami menunjukkan CoronaVac aman dan dapat memicu respons imun," ujar President dan CEO Sinovac Weidong Yin, seperti dikutip dari Hindustan Times.

"Hasil menggembirakan dari studi klinis I/II adalah tonggak penting lain yang telah kami raih dalam perang melawan Covid-19."


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular