Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Kehadiran vaksin virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang semakin dekat membuat investor (dan dunia) berbahagia.
Pada Selasa (21/7/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.710 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dengan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya alias stagnan.
Namun tidak lama setelah itu rupiah langsung menguat. Pada pukul 09:03 WIB, US$ 1 duhargai Rp 14.700 di mana rupiah menguat 0,07%.
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot di posisi Rp 14.710/US$, terlemah sejak 26 Mei. Dalam dua hari perdagangan terakhir, depresiasi rupiah mencapai 1,03%.
Rupiah memang sedang dalam tren melemah. Dalam sebulan terakhir, depresiasi mata uang Tanah Air sudah lebih dari 4%. Secara year-to-date, rupiah sudah anjlok hampir 6%.
Pelemahan yang sudah teramat dalam itu membuat rupiah punya tenaga untuk mengalami techincal rebound dan bangkit. Layaknya per di jam tangan mekanik, rupiah sudah diputar (wind) sampai mengkerut ke titik maksimal. Oleh karena itu, hari ini rupiah siap untuk berjuang dengan tenaga penuh.
Faktor eksternal juga suportif bagi penguatan rupiah karena pelaku pasar sedang berani mengambil risiko. Sikap risk on ini tercermin dari bursa saham New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,03%, S&P 500 naik 0,84%, dan Nasdaq Composite melonjak 2,51%.
Begitu pula dengan bursa saham Asia. Pagi ini, indeks saham Benua Kuning nyaman mepakai jalur hijau, bahkan penguatannya lumayan tajam.
Berikut perkembangan indeks saham utama Asia pada pukul 08:43 WIB:
Adalah kabar seputar vaksin virus corona yang membuat investor berbunga-bunga. Hasil uji coba awal terhadap tiga kandidat vaksin corona menunjukkan hasil yang positif. Berkat vaksin, imun tubuh mengenali dan mencoba memerangi virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Vaksin pertama adalah yang diproduksi oleh AstraZaneca bekerja sama dengan Oxford University. Hasil uji coba menunjukkan bahwa imun tubuh responden bekerja dengan baik tanpa efek samping yang signifikan.
Kedua adalah vaksin buatan CanSiono Biologics dan divisi riset militer China. Dari 508 orang relawan yang diuji coba, sebagian besar membuahkan hasil positif. Imun tubuh meningkat dan tidak ada efek samping yang berlebihan.
Ketiga adalah kolaborasi BioNTech dan Pfizer yang melakukan uji coba terhadap vaksin yang menggunakan Ribonucleic Acid (RNA). Vaksin mendorong sel untuk membuat protein yang menyerupai bentuk luar virus corona. Kemudian materi ini akan dianggap sebagai benda asing yang kemudian ditangkal oleh sistem imun sehingga akan ampuh untuk menghadapi virus yang sesungguhnya.
"Pekan ini, ada kabar gembira karena vaksin memberi harapan. Optimisme pelaku pasar meningkat," sebut Felicity Emmet dari ANZ Research, seperti dikutip dari Reuters.
Ya, wabah virus corona memang menjadi masalah terbesar dunia saat ini. Virus itu bukan hanya menjadi tragedi kesehatan, tetapi juga ekonomi.
Jadi kalau sudah ada cara untuk memusnahkan virus corona, maka masalah bakal segera selesai. Aktivitas masyarakat akan kembali normal dan roda ekonomi berputar lagi.
Ketika harapan akan hidup normal semakin dekat dengan kenyataan, tidak heran pelaku pasar bersuka-cita. Rasa gembira itu diwujudkan dengan keberanian untuk masuk ke instrumen berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia. Arus modal asing ini yang memberi 'adrenalin' bagi rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA