
Vaksin Bikin Pasar Optimistis, Awal Pekan Bakal Ceria?
![[DALAM] Resesi](https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/08/15/b4ec13f2-42ff-4723-9ffa-66214d3f216a_169.jpeg?w=900&q=80)
Sentimen yang perlu diperhatikan para pelaku pasar untuk perdagangan hari ini adalah Isu resesi kembali mencuat di pekan lalu setelah perekonomian Singapura mengalami kontraksi dua kuartal beruntun. "Hantu" resesi tersebut masih akan "menghantui" pasar finansial global di pekan depan. Apalagi, Amerika Serikat (AS) akan merilis data produk domestic bruto (PDB) kuartal II-2020 pada Kamis 30 Juni lalu.
Memang, data tersebut baru akan dirilis 2 pekan depan, tetapi pelaku pasar tentunya sudah mulai bersiap-siap "menyambutnya".
Di kuartal I-2020, perekonomian AS mengalami kontraksi 5%, sementara di kuartal II-2020, hasil polling Reuters menunjukkan PDB diprediksi berkontraksi 32,4%, benar-benar nyungsep. Sehingga hanya keajaiban yang luar biasa yang bisa membuat AS lepas dari resesi di kuartal II-2020 ini.
Tetapi melihat data ekonomi yang dirilis belakangan ini, perekonomian AS sudah menunjukkan pemulihan di penghujung kuartal II-2020. Sehingga ada kemungkinan kontraksi pertumbuhan ekonomi tidak seburuk hasil polling Reuters.
Jika hal tersebut terjadi, efek resesi AS bukannya membuat pasar finansial global bergejolak, tetapi malah menguat. Melihat pergerakan bursa saham Singapura yang hanya melemah 1,29% di pekan ini meski mengalami resesi, penguatan bursa saham global mungkin saja terjadi merespon data PDB AS.
Sementara itu dari dalam negeri, meningkatnya risiko resesi di Indonesia juga menjadi sorotan organisasi global. Pada Kamis (16/7/2020) Bank Dunia merilis laporan Indonesia Economic Prospects edisi Juli 2020. Laporan itu diberi judul The Long Road to Recovery.
Lembaga yang berkantor pusat di Washington DC (AS) itu memperkirakan ekonomi Indonesia tidak tumbuh alias 0%. Namun Bank Dunia punya skenario kedua, yaitu ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -2% pada 2020 jika resesi global ternyata lebih dalam dan pembatasan sosial (social distancing) domestik lebih ketat.
"Ekonomi Indonesia bisa saja memasuki resesi jika pembatasan sosial berlanjut pada kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020 dan/atau resesi ekonomi dunia lebih parah dari perkiraan sebelumnya," tulis laporan Bank Dunia.
(trp/trp)