Setelah Singapura Resesi, Kandidat Berikut: Amerika Serikat!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 July 2020 11:05
Perayaan 244 Tahun Amerika Serikat. AP/Patrick Semansky
Foto: Perayaan 244 Tahun Amerika Serikat. AP/Patrick Semansky

Indikator lainnya, tingkat pengangguran, juga mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah AS, 14,7%, di bulan April. Meski dalam dua bulan terakhir sudah kembali menunjukkan penurunan. Pada bulan Juni, tingkat pengangguran AS berada di level 11,1%.

Kemudian sektor manufaktur AS, mengalami kontraksi di bulan April dan Mei, meski akhirnya kembali berekspansi di bulan Juni.

Data yang dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur di bulan Juni sebesar 52,6.
Satu bulan ekspansi sepertinya tak akan cukup membawa AS keluar dari resesi. Apalagi, di bulan April kontraksi mencapai 41,5, menjadi yang terburuk sejak tahun April 2009.

Untuk diketahui, PMI manufaktur menggunakan angka 50 menjadi ambang batas, di bawah 50 berarti kontraksi dan di atasnya berarti ekspansi.
Yang terakhir, penjualan ritel bulan April nyungsep 14,7% month-on-month (MoM), dan 19,8% year-on-year (YoY).

Dalam 2 bulan terakhir, penjualan ritel kembali tumbuh tetapi sekali lagi sepertinya belum akan menyelamatkan AS dari resesi.

Di kuartal I-2020, perekonomian AS mengalami kontraksi 5%, sementara di kuartal II-2020, hasil polling Reuters menunjukkan PDB diprediksi berkontraksi 32,4%, benar-benar nyungsep. Sehingga hanya keajaiban yang luar biasa yang bisa membuat AS lepas dari resesi di kuartal II-2020 ini.

Penyebab resesi di AS sama dengan Singapura, yaitu pandemi Covid-19. Maklum, virus corona yang menyerang dunia membuat negara-negara menerapkan kebijakan social distancing hingga lockdown untuk meredam penyebarannya. Kebijakan tersebut membuat roda bisnis melambat bahkan mati suri, sehingga terjadi resesi.

Amerika Serikat sendiri saat ini menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak di dunia, bahkan tren penambahan kasus per hari masih menanjak.

Berdasarkan data Worldometer, total kasus Covid-19 di AS saat ini lebih dari 3,8 juta orang. Negara Bagian California kembali menerapkan lockdown akibat kasus Covid-19 yang masih terus bertambah.

Selain AS, beberapa negara juga berisiko mengalami resesi, yang terlihat dari indikator-indikator yang disebutkan di atas, juga mengalami penurunan seperti AS. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular