
Setelah Singapura Resesi, Kandidat Berikut: Amerika Serikat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura secara resmi mengalami resesi pada kuartal II-2020. Terakhir kali Singapura mengalami resesi pada tahun 2008 saat krisis finansial global.
Pemerintah Singapura pada hari Selasa melaporkan perekonomian mengalami kontraksi di kuartal II-2020. Tidak tanggung-tanggung produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2020 berkontraksi alias minus 41,2% quarter-to-quarter (QtQ) setelah minus 3,3% di kuartal I-2020. Kontraksi pada periode April-Juni tersebut lebih buruk dari konsensus di Trading Economic sebesar -37,4%.
Sementara secara tahunan atau year-on-year (YoY) PDB minus 12,6%, juga lebih buruk dari konsensus minus 10,5% YoY. Tidak hanya lebih buruk dari konsensus, PDB tersebut juga terburuk sepanjang sejarah Negeri Merlion. Di kuartal I-2020, PDB mengalami kontraksi tipis -0,3% YoY.
Dalam tempo dua pekan ke depan, ada satu negara maju lagi berisiko resmi mengalami resesi. Tidak tanggung-tanggung, yang akan resmi mengalami resesi adalah negara Adikuasa, Amerika Serikat (AS). Tetapi, ini bukan yang pertama kali AS mengalami resesi.
Melansir Investopedia, AS (negara dengan nilai ekonomi terbesar dimuka bumi ini) sudah mengalami 33 kali resesi sejak tahun 1854. Sementara jika dilihat sejak tahun 1980, Negeri Paman Sam mengalami empat kali resesi, termasuk yang terjadi saat krisis finansial global 2008.
Artinya, resesi kali ini akan menjadi yang ke-34 bagi AS.
AS bahkan pernah mengalami yang lebih parah dari resesi, yakni Depresi Besar (Great Depression) atau resesi yang berlangsung selama 1 dekade, pada tahun 1930an. Tetapi pada akhirnya AS bisa bangkit mempertahankan statusnya sebagai negara dengan nilai ekonomi terbesar di dunia.
Melansir The Balance, ada lima indikator ekonomi yang dijadikan acuan suatu negara mengalami resesi, yakni produk domestic bruto (PDB) riil, pendapatan, tingkat pengangguran, manufaktur, dan penjualan ritel.
Data PDB AS baru akan dirilis pada Kamis (30/7/2020) pekan depan, sekaligus menjadi peresmian resesi ke-34.
Sementara itu, empat indikator lain sudah menunjukkan akan mengalami resesi. Pendapatan warga AS bisa dilihat dari data rata-rata upah per jam yang dirilis setiap awal bulan. Data yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan rata-rata upah per jam mengalami penurunan 1,2% month-on-month (MoM) di bulan Juni, di bulan sebelumnya juga turun 1% MoM, meski di bulan April terjadi peningkatan 4,7% MoM.