
Resesi Ekonomi Menghantui, Saat Pilih Saham Tahan Krisis

Jakarta, CNBC Indonesia - Hantu resesi menghantui perekonomian Indonesia akibat pandemi COvid-19 dan jumlah kasus positif Covid-19 yang terus meningkat tiap harinya. Bahkan jumlah kasus di Indonesia saat ini sudah melampaui jumlah kasus di China.
Per Sabtu (18/7/2020) pukul 12.00 WIB jumlah pasien terkonfirmasi virus corona Covid-19 tembus 84.882 orang. Jumlah ini bertambah 1.752 kasus dalam satu hari.
Dalam proyeksi terbarunya, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi dunia mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) 4,9%. Lebih dalam dibandingkan proyeksi sebelumnya yakni -3%.
Lembaga yang berkantor pusat di Washington DC itu juga merevisi ke bawah proyeksi untuk Indonesia. Awalnya, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 0,5% pada tahun ini. Namun proyeksi terbaru memperkirakan ekonomi Tanah Air akan berkontraksi -0,3%.
Adanya resesi yang ini muncul potensi koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke bawah level psikologis 5.000 dan diperkirakan bisa sampai 4.500.
Professional Trader Jie Hadi Kusumo mengatakan potensi resesi ini membuat investor cenderung melirik saham-saham di sektor konsumer karena sektor ini dinilai tahan menghadapi kondisi apapun.
"Biasanya kan kalau krisis orang kena PHK, lapangan pekerjaan kurang, kontrak disetop, intinya ekonomi melambat. Tapi orang tetap butuh makan, jadi sektor consumer goods seperti Unilever, ICBP, Mayora. Bisa juga ke konsumer rokok GGRM, HMSP itu yang tahan krisis," kata Jie.
Namun demikian, perlu ditengarai bahwa volume penjualan rokok di kuartal II-2020 diperkirakan akan mengalami penurunan. Pasalnya masih banyak tempat hiburan yang masih ditutup berdampak pada tingkat penjualan rokok.
Di luar sektor konsumsi, Jie merekomendasikan saham-saham perbankan. Stimulus yang diberikan kepada sejumlah bank pelat merah dan BPD menjadi tambahan cash flow bagi perbankan agar tetap bisa menyalurkan kredit kendati tengah melakukan restrukturisasi kredit.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi RI Q1 Mengejutkan, IHSG Hijau & Asing Borong BBRI
