Analisis Teknikal

Akhir Pekan, IHSG Dapat Amunisi dari BI, Siap Ngegas!

Haryanto, CNBC Indonesia
17 July 2020 08:20
Bursa Efek Indonesia (BEI) (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Bursa Efek Indonesia (BEI) (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Jumat (17/7/2020) berpotensi menguat di tengah kenaikan atau rebound bursa saham Amerika Serikat (AS) kontrak berjangka (futures) serta pemangkasan suku bunga acuan BI.

Sebelumnya, pada perdagangan Kamis kemarin (16/7/2020) IHSG mampu melenggang ke zona hijau dengan kenaikan 22,58 poin atau 0,44% ke level 5.098,37, di saat bursa Asia lainnya mayoritas merah.

Hang Seng Index di Hong Kong turun 2,00%, Nikkei di Jepang terdepresiasi sebesar 0,76%, sedangkan Indeks STI di Singapore terjun 0,90%.

Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 6,9 triliun, investor asing akhirnya kembali beli bersih (net buy) sebesar Rp 123,76 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Ada sebanyak 187 saham yang membukukan kenaikan, sementara sebanyak 216 saham turun dan 176 stagnan.

Saham-saham yang menguat di antaranya saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) (34,38%), PT Ginting Jaya Energi Tbk (WOWS) (22,22%), PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) (10,88%), sedangkan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) (8,50%) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) (6,49%).

Saham yang paling banyak dilego asing kemarin adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan jual bersih sebesar Rp 25 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 41 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan beli bersih sebesar Rp 71 miliar dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 201 miliar.

Sentimen positif IHSG merespons data ekonomi China pada kuartal kedua tahun ini yang mampu tumbuh 3,2% pada basis tahunan (year on year/yoy) ketika mayoritas negara lain di dunia berada di ambang resesi seperti Singapura.

Angka tersebut berada di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan ekonomi China hanya akan tumbuh 2,5% pada kuartal kedua tahun ini. Hal ini menandakan ekonomi China pulih dari kontraksi terburuknya yang koreksi 6,8%, di kuartal I 2020 dan merupakan kontraksi pertama sejak 1992 silam.

Selain itu, penguatan IHSG juga terdorong oleh pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) guna menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 15-16 Juli 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4%. Keputusan ini konsisten dengan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan merupakan langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Juga sebagai bagian dari penguatan kebijakan nasional untuk mendukung pemulihan ekonomi," sebut Perry Warjiyo, Gubernur BI, Kamis (16/7/2020).

Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan kamis kemarin (Jumat pagi waktu Indonesia) berakhir di zona merah menghentikan reli empat hari.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 135,39 poin atau 0,5% menjadi 26.734,71, Nasdaq ambles 76,66 poin atau 0,7% menjadi 10.473,83 dan S&P 500 merosot 10,99 poin atau 0,3% menjadi 3.215,57.

Pelemahan Wall Street terjadi setelah rilis data dari Departemen Tenaga kerja AS yang menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal mingguan naik 1,3 juta dalam pekan yang berakhir 11 Juli. Angka itu lebih tinggi dari proyeksi ekonom yang disurvei oleh Dow Jones yang memperkirakan kenaikan klaim sebanyak 1,25 juta.

Namun, sentimen negatif sebagian diimbangi oleh laporan dari Departemen Perdagangan menunjukkan peningkatan substansial dalam penjualan ritel pada bulan Juni. Laporan itu mengatakan penjualan ritel melonjak 7,5% pada Juni setelah melonjak naik 18,2% pada Mei. Ekonom memperkirakan penjualan ritel melonjak sebesar 5,0%

Pada catatan pukul 07:45 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,27% pada 26.626, sedangkan S&P 500 menguat 0,34% menjadi 3.205 dan Nasdaq Composite 100 melesat 0,71% pada 10.586.

Pada perdagangan pagi ini Jumat (17/7/2020) rebound bursa Wall Street kontrak berjangka (futures) kemungkinan menjadi angin segar IHSG masuk zona hijau.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area resistance, dengan garis BB yang datar, namun mengarah ke atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung naik atau menguat.

Untuk melanjutkan kenaikan dari sesi sebelumnya, perlu melewati level resistance selanjutnya yang berada di area 5.110 hingga area 5.145. Sementara untuk merubah bias menjadi bearis perlu melewati level support yang berada di area 5.080 hingga area 5.045.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang mendatar di wilayah positif, maka kecenderungan pergerakan untuk stabil atau terbatas (sideways).

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 64, dengan garis yang menunjukkan pergerakan naik, maka IHSG berpotensi masih mengalami penguatan kendati terbatas karena RSI sudah berada di area overbought.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area resistance dengan garis stabil bergerak ke atas maka, pergerakan selanjutnya cenderung menguat, kendati terbatas karena RSI yang sudah overbought.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular