
Singapura Resesi, China Pulih, Nasib Emas Gimana?

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura mengalami resesi, China justru mencatatkan pertumbuhan ekonomi ketika negara lain mulai tergopoh-gopoh untuk menjaga kestabilan ekonominya.
Pada Kamis kemarin, Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) mengungkapkan Produk domestik bruto (PDB) China pada kuartal kedua tahun ini melonjak 11,5% secara kuartal ke kuartal (quarter to quarter/qtq) April-Juni. Pertumbuhan itu melebihi ekspektasi yakni naik 9,6% setelah kuartal sebelumnya turun 9,8%.
Sementara secara tahunan, ekonomi China tumbuh 3,2% (yoy) pada kuartal II 2020. Hal ini menandakan ekonomi China mulai pulih dari kontraksi terburuknya yang terkoreksi 6,8%, di kuartal I 2020. Itu adalah kontraksi pertama sejak 1992 ketika perhitungan PDB triwulanan dimulai.
Pemulihan ekonomi Tiongkok terjadi pascanegara itu mulai menghapuskan penguncian wilayah (lockdown) yang sebelumnya diterapkan guna mengekang penyebaran wabah virus corona (Covid-19).
Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah pulih perlahan dalam 2 bulan terakhir, meskipun pemulihan tidak merata.
Pemulihan ekonomi China itu berbanding terbalik dengan sejumlah negara, misalnya Singapura. Pada Rabu, negara kota itu mencatat resesi pertama sejak tahun kemerdekaan 1965, di mana secara tahunan ekonomi minus 12,6%.
Ekonomi Singapura mengalami kontraksi 41,2% di kuartal-II 2020 jika dibandingkan dengan kuartal-I 2020 (QtQ). Ini lebih dalam dari survei Reuters 37,4%.
Seperti kita ketahui China merupakan salah satu pengekspor dan pengimpor terbesar di dunia. Oleh karena itu, dengan pulihnya perekonomian China dan lolosnya Negara Panda tersebut dari jerat resesi maka akan berpengaruh positif bagi perekonomian global.
Ketika ekonomi berangsur-ansur pulih maka hal tersebut membuat investor optimis untuk masuk pasar keuangan kembali, sehingga ketika aset-aset berisiko dan aset pendapatan tetap (fixed income) mendapatkan manfaat dari situasi ini.
Artinya secara tidak langsung dapat menekan harga safe haven logam yang dianggap sebagai lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi.
Hal ini tercermin dari pergerakan harga emas dunia pada perdagangan, di mana harga emas mengalami penurunan dari level tertinggi hariannya di US$ 1.813/troy ons setelah rilis data PDB China tersebut.
Pada pukul 14.00 WIB, Kamis kemarin (16/7) harga emas dunia di pasar spot di perdagangan di kisaran US$ 1.806/troy ons. Pada pukul 22.00 WIB tadi malam, harga emas yang dicatat Kitco juga tak bergerak jauh yakni US$ 1.808/troy ons.
Sementara level support atau batas bawah berada di US$ 1.800/troy ons, jika level support ini dapat ditembus maka harga emas cenderung untuk turun lebih lanjut hingga kisaran US$ 1.775/troy ons
![]() Analisis Teknikal |
Mengacu grafik di atas, dari periode (Time Fram/TF) 4 Jam harga emas cenderung menurun setelah rilis data PDB China. Sementara indikator MACD yang sudah terbentuk hologram atau batang negatif cenderung mengalami penurunan.
Selain itu Indkator RSI yang sudah berada di area overbought atau jenuh beli, dengan garis yang menunjukkan penurunan harga emas kemungkinan untuk turun lebih lanjut. Penurunan lebih lanjut akan terkonfirmasi jika tembus level US$ 1.800/troy yang menjadi level kunci support dan berlanjut hingga area US$ 1.775/troy ons.
Secara keseluruhan dalam jangka pendek merujuk TF 4 Jam harga emas cenderung untuk terkoreksi.
Di sisi lain, ketika harga emas dunia masih berada di level atas US$ 1.800, momentum emas masih akan positif. Hal ini tercermin dari harga emas Antam pada perdagangan kemarin. Harga emas Antam naik Rp 7.000 menjadi Rp 891.120/gram di tengah meningkatnya ketegangan antara AS-China dan ketidakpastian tentang laju pemulihan ekonomi global mendorong permintaan safe haven.
Sebelumnya, pada perdagangan Rabu (15/7/2020) harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik Rp 4.000 pada Rp 884.120/gram dari harga Selasa yakni Rp 880.120/gram.
Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram naik 0,79% berada di Rp 89,112 juta per dari posisi harga kemarin di Rp 88,412 juta per batang.
Adapun khusus harga 1 gram emas Antam di Butik Emas LM Pulo Gadung hari ini Kamis (16/7/2020) naik Rp 7.000 menjadi Rp 949.000/gram setelah kenaikan Rp 4.000 ke Rp 942.000/gram pada hari Rabu kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Harga Emas Dunia Diprediksi Tembus Rp 4,5 Juta/gram
