Double! PTBA Incar Produksi Batu Bara 60 Juta Ton di 2024

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
16 July 2020 07:06
Harga Batu Bara Anjlok, PTBA Siap Pangkas Produksi  (CNBC Indonesia TV)
Foto: Harga Batu Bara Anjlok, PTBA Siap Pangkas Produksi (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan penjualan dan kapasitas produksi batu bara bisa mencapai dua kali lipat menjadi 60 juta ton per tahun pada 2024-2025. Kenaikan target penjualan ini seiring dilakukannya peningkatan kapasitas, baik dari sisi logistik hingga kapasitas produksi.

"Semua setelah suporting kita di bidang logistik bisa selesai pembangunannya yang dimulai tahun ini," kata Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin kepada CNBC Indonesia, Rabu (15/07/2020).

Saat ini PTBA tengah melakukan perluasan pelabuhan, peningkatan angkutan kereta api dengan bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia untuk meningkatkan kapasitas angkutan batu bara dengan kereta api.

Selain meningkatkan kapasitas dan melanjutkan proyek-proyek strategis, Arviyan mengatakan perusahaan juga berupaya tetap bertahann di tengah pandemi dengan melakukan berbagai efisiensi baik operasional dan non operasional.

"Operasional seperti penambangan dengan cara yang lebih efisien, jarak angkut yang lebih pendek dan akan mempengaruhi biaya produksi kami. Kalau biaya produksi bisa diturunkan walaupun ada penurunan harga margin yang kita peroleh diharapkan tidak terlalu jatuh seperti yang bisa berdampak terhadap penurunan harga," jelasnya.

PTBA juga mereview cara penambangannya, sehingga jika selama ini dilakukan penambangan di area yang stripping rasio tinggi dengan mengalokasikan stripipng rasio yang rendah tetapi tidak mengurangi kalori yang dihasilkan. Selain itu dilakukan efisiensi jarak angkut tanah dan batu bara dari yang biasanya 3-4 kilometer, dan dicari tempat dumping area 1-2 kilometer.

"Kemudian juga upaya efisiensi vendor kontraktor logistik, kami lakukan negosisasi ulang supaya sama-sama memberikan efisiensi agar bisnis tetap jalan," katanya.

Perusahan juga fokus melakukan transformasi bisnis selain menjual batu bara yang nilai tambahnya semakin turun, dan semakin sedikit yang menggunakan batu bara secara langsung untuk bahan bahar pembangkit tenaga listrik dari fosil karena penerapan green energy.

"Salah satunya hilirisasi, jadi nanti tidak langsung dibakar tetapi harus mengubah menjadi yang punya nilai tambah lebih tinggi jadi gas, DME, dan petrokimia. Ini jadi program kita sehingga kita yakin perusahana bisa sustain ke depannya, tegasnya.

PTBA sebelumnya memasang target penjualan di angka 29,9 juta ton dan produksi sebesar 30,3 juta ton pada 2020. Strateginya dengan diversifikasi pasar di luar pasar tradisional yakni China dan India. Perusahaan membidik penjualan ke Kamboja, Laos, Brunei Darussalam, Bangladesh dan Vietnam.

Meski demikian, PTBA masih mencermati perkembangan harga batu bara dan pemangkasan produksi yang diwacanakan oleh Asosiasi Pertambangan batu Bara Indonesia (APBI). PTBA pun sudah mengkaji untuk memotong produksi.

"Ini saya pikir suatu langkah yang baik dari APBI agar harga batu bara tidak jatuh lebih dalam lagi. Kita harap dengan policy dari asosiasi ini bisa membuat harga rebound," ujar Arviyan.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Tinggi, PTBA Buka-bukaan Prospek Akhir 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular