
Sempat Sentuh Rp14.600/US$, Rupiah Mata Uang Terburuk di Asia

Kabar baik datang dari perkembangan vaksin virus corona yang diproduksi oleh Moderna. Vaksin potensial yang sedang dalam uji klinis tersebut dilaporkan mampu menghasilkan imun yang "kuat" terhadap semua partisipan, yang jumlahnya 45 orang.
Ke 45 orang tersebut menghasilkan antibody penawar, yang menjadi hal penting untuk perlindungan melawan virus, menurut para ilmuwan. Setiap pasien dalam uji klinis tersebut diberi dosis 25, 100, atau 250 mikrogram, dan mendapat 2 kali dosis.
Moderna mengatakan vaksin tersebut secara umum tidak memberikan efek samping, tetapi separuh partisipan mengalami gejala ringan dan sedang seperti kelelahan, nyeri otot, dan rasa sakit di sekitar suntikan.
Pasien yang sudah mendapat 2 kali vaksin tersebut akan diawasi oleh Moderna selama 1 tahun. Selain itu, Moderna juga mengatakan akan melakukan uji klinis terhadap 30.000 partisipan pada 27 Juli mendatang.
Kabar dari Moderna tersebut memberi harapan virus corona bisa segera dikalahkan, dan hidup kembali normal.
Sementara itu dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Juni 2020, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$ 1,27 miliar. Angka ini didapat dari nilai ekspor US$ 12,03 miliar Naik 2,28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Sementara impor US$ 10,76 miliar turun 6,36% YoY.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan neraca perdagangan Juni 2020 surplus US$ 1,1 miliar., dengan ekspor mengalami kontraksi -7,765% YoY dan impor -16,455% YoY
Sebulan sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia berhasil surplus US$ 2,09 miliar. Ini menjadi yang tertinggi sejak Februari.
Sayangnya kabar bagus dari eksternal dan internal tersebut belum mampu membawa rupiah menguat hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]