
Derita BUMN PANN: Cuma 21 Pegawai, Utang Kini Tembus Rp 3,7 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pelat merah yang dulunya bergerak di bidang multifinance untuk pembiayaan kapal, PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero) atau PT PANN terpaksa menanggung beban utang sejak 1994, tanpa mendapatkan pemasukan dari utang tersebut.
Padahal, dulunya perusahaan ini menjadi salah satu penyumbang dividen kepada negara. Direktur Utama PANN Hery S. Soewandi mengatakan saat ini perusahaan terpaksa bertahan dan membiayai 21 pegawai, termasuk satu direksi dari operasional dua hotel yang dimilikinya.
Namun, operasional hotel ini tak mampu menutupi kewajiban perusahaan (termasuk utang) yang saat ini mencapai Rp 3,76 triliun dan biaya bunga Rp 2,8 triliun.
"Didirikan tahun 1974 dan 20 tahun sampai 1994 PANN menguntungkan. Selalu bayar dividen dan pajak rajin. Nah, kebetulan di 1994 pemerintah menempatkan ada dua transaksi program kerja sama Indonesia dengan Jerman dan transaksi kerja sama dengan Spanyol," kata Hery dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (14/7/2020) malam.
Rapat itu dalam rangka PANN memperoleh penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 3,76 triliun. perusahaan mengajukan PMN non-cash senilai Rp 3,76 triliun ini untuk mengkonversi SLA (service level agreement) tersebut.
Lebih lanjut Hery mengungkapkan, dua transaksi dengan Jerman dan Spanyol merupakan penugasan langsung dari pemerintah saat itu tanpa melalui kajian bisnis, sehingga saat itu perusahaan harus membiayai pembelian 10 pesawat dan 31 kapal ikan.
Untuk itu PANN telah mengeluarkan pembiayaan sebanyak US$ 34 juta (Rp 476 miliar, kurs saat ini Rp 14.000) untuk pesawat dan Rp 150 miliar pinjaman bank untuk membiayai kapal tersebut.
Utang inilah yang terus menggunung lantaran penerima bantuan ini tak lagi mampu membayarkan cicilannya, bahkan seluruh perusahaannya saat ini sudah dinyatakan bangkrut.
Hery mengungkapkan, saat ini perusahaan tengah tertatih untuk kembali bangkit lagi dan kembali ke core business perusahaan sebelumnya, yakni multifinance untuk kapal nelayan. Rencananya, perusahaan bakal menjual dua aset hotelnya dan akan digunakan untuk operasional hingga 3 tahun ke depan.
"Jadi kalau dijual [aset hotel] kita bisa survive. PANN akan kembali bisa fokus bisnis dan perkapalan, aset dijual buat modal kerja dan anak usaha otomatis akan bubar," imbuhnya.
Bahkan, kata dia, jika rencana tersebut bisa berjalan kembali maka PANN akan kembali bisa merekrut karyawan untuk pengembangan bisnisnya.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Karyawan Cuma 7 Orang, BUMN PANN Ini Minta Suntikan Rp 3,7 T
