Internasional

Aksi China Setelah Buang Dolar, Ramai-Ramai Beli Saham!

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 July 2020 08:05
An investor looks at an electronic board showing stock information at a brokerage house in Shanghai, China July 6, 2018. REUTERS/Aly Song
Foto: REUTERS/Aly Song

Jakarta, CNBC IndonesiaInvestor China ramai-ramai mengalihkan investasi ke pasar saham dari dana pasar uang (money market funds/MMFs) yang lebih aman (safe-haven). Peralihan dipicu keyakinan bahwa pasar saham akan mengalami pemulihan cepat akibat banyaknya dukungan kebijakan yang berkelanjutan yang dikeluarkan untuk menopang ekonomi yang telah dihancurkan pandemi virus corona (Covid-19).

Lembaga konsultasi Z-Ben Advisors memperkirakan arus keluar dari MMFs China pada kuartal kedua mencapai 1,23-2 triliun yuan (US$ 175-285 miliar).

"Pendorong utama (untuk reli pasar saham) kali ini adalah investor ritel secara agresif menjual dari dana pasar uang (MMFs) dan menggunakan kembali hasilnya (untuk investasi) ke dalam dana ekuitas yang baru dikeluarkan," kata konsultan itu dalam sebuah laporan, sebagaimana dilaporkan Reuters, Rabu (15/7/2020).

Arus keluar itu sejalan dengan penurunan tajam dalam jumlah unit dalam ETF (exchange-traded fund) pasar uang.

Hwabao Tianyi ETF, ETF pasar uang terbesar yang terdaftar di Bursa Shanghai (Shanghai Stock Exchange), mencatat bahwa total unitnya turun 22% menjadi 714 juta pada 13 Juli, dari 913 juta pada April.

Manajer investasi diperkirakan akan banyak menjual sekuritas di pasar uang untuk membayar aksi jual besar-besaran, pengetatan likuiditas dan mendorong kenaikan harga pasar uang.

"Peralihan ini dapat bertahan untuk jangka panjang, karena investor sekarang memiliki beberapa opsi lain dalam hal investasi," kata Fu Yanping, seorang analis di China Galaxy Securities. Fu menambahkan bahwa properti serta wanprestasi dalam kepercayaan dan produk manajemen kekayaan bank juga tidak menarik bagi investor.

Peralihan ini terjadi bersamaan dengan reli tajam di pasar A-share China karena para investor bersiap untuk melakukan aksi beli yang berkelanjutan di Beijing dan reformasi lainnya yang bertujuan mengimbangi dampak wabah virus corona.

Indeks blue-chip China dan indeks komposit Shanghai masing-masing naik 13% pada kuartal kedua. Indeks yang diisi saham start-up kelas kakap di bidang teknologi naik lebih tinggi, sebesar 30% pada kuartal kedua, karena Beijing terus melakukan reformasi IPO berbasis registrasi untuk dewan Shenzhen.

Sebagai perbandingan, pengembalian tahunan tujuh hari yang ditawarkan oleh sebagian besar MMFs China adalah sekitar 2%.

Aksi peralihan investor ritel secara besar-besaran ini juga telah meningkatkan permintaan untuk dana yang menginvestasikan di pasar saham, di mana dana baru dapat bertambah miliaran yuan dalam hitungan jam. Akibat itu, dalam beberapa kasus, beberapa lembaga menangguhkan langganan sampai membatasi ukuran dana.


(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Langsung Ngegas Usai Libur Tahun Baru Imlek

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular