Singapura Resesi! IHSG Turun Tipis, Asing Kabur Rp 14 M

Tri Putra, CNBC Indonesia
14 July 2020 09:19
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Selasa (14/7/20) dibuka hijau tipis naik 0,05% di level 5.067,22, selang 5 menit IHSG sudah terjun ke zona merah dengan penurunan 0,05% di level 5.062,02.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 717 juta di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 562 miliar. Tapi pada pukul 09.16 WIB, terjadi net sell Rp 14,10 miliar di semua pasar.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Negara IndonesiaTbk (BBNI) dengan jual bersih sebesar Rp 1,5 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 1,5 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Rakyat IndonesiaTbk (BBRI) dengan beli bersih sebesar Rp 1,6 miliar dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 1,6 miliar.

Sejalan dengan IHSG, bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau merah, Hang Seng Index di Hong Kong turun 0,86%, Nikkei di Jepang terdepresiasi sebesar 0,67%, sedangkan Indeks STI di Singapore terjun 0,25%.

Beralih ke bursa saham Amerika Serikat (AS) yakni Wall Streetditutup bervariataif.Indeks komposit Nasdaq anjlok2,13%. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik0,04%, sementara S&P 500 turun 0,93% padahal ketiga indeks besar Wall Street tersebut dibuka terapresiasi tinggi.

Kabar buruk dari negara tetangga Singapura yang resmi akan mengalami resesi hari ini. Pada kuartal I-2020, PDB Negeri Merlion terkontraksi alias minus 0,7% YoY. Sementara di kuartal II-2020, berdasarkan hasil polling Reuters, PDB Singapura diprediksi minus 10,5% YoY, dan akan menjadi kontraksi terdalam sepanjang sejarah.

Dengan prediksi sedalam itu, rasanya hanya keajaiban yang bisa membawa Singapura lepas dari resesi kali ini. Kali terakhir Singapura mengalami resesi pada tahun 2008 saat krisis finansial global.

Resesi yang dialami Singapura tentunya juga memberikan dampak ke Indonesia, khususnya di sektor riil. Tetapi tidak hanya hari ini, selama beberapa bulan ke belakangan dampaknya tentunya sudah terasa, sebab rilis data PDB merupakan "peresmian" resesi, penurunan aktivitas ekonomi sudah terjadi beberapa bulan ke belakang. 

Singapura merupakan investor strategis bagi Indonesia. Pada 2019, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat penanaman modal asing (PMA) Singapura sebesar US$ 6,5 miliar, menjadi yang terbesar dibandingkan negara-negara lainnya.Di kuartal I-2020, nilai PMA Singapura juga masih tinggi, sebesar US$ 2,72 miliar, tetapi di kuartal II-2020 mungkin lain ceritanya. 

Selain itu, Singapura juga merupakan pasar ekspor non-migas Indonesia, pada periode Januari-April, nilai ekspor non-migas ke sebesar US$ 3,53 miliar, sementara impor US$ 2,94 miliar. Resesi yang dialami Singapura tentunya mengurangi nilai ekspor, begitu juga impor. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular