
Daya Dorong Kurang Kuat, Gerak IHSG Sesi II Bakal Terbatas

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi satu hari ini, Senin (13/7/2020) terpantau menguat, dengan kenaikan yang sebesar 12,5 poin atau 0,25% ke level 5.043,75 di tengah sentimen positif vaksin corona dari perusahaan farmasi AS Gilead.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi mencapai Rp 3,3 triliun, dengan investor asing jual bersih (net sell) sebesar Rp 66,94 miliar di semua pasar. Sementara volume transaksi tercatat 4,5 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 382.213 kali transaksi.
Saham-saham yang mengalami kenaikan di antaranya saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) (21,02%), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJBR) (6,82%), PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) (5,52%), sedangkan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) (4,94%) dan PT Panin Financial Tbk (PNLF) (4,44%).
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) dengan jual bersih sebesar Rp 14 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 28 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan beli bersih sebesar Rp 26 miliar dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 9 miliar.
Apresiasi IHSG terdorong oleh kabar bahwa Menteri Keuangan, Sri Mulyani akan menempatkan dana triliunan tidak hanya ke bank Himbara saja tetapi juga bank swasta dan Bank Pembangunan Daerah guna mendukung likuiditas.
Sentimen positif juga datang setelah perusahaan farmasi AS Gilead Sciences (GILD) mengatakan remdesivir menunjukkan penurunan risiko kematian yang tajam ketika digunakan untuk mengobati pasien yang menderita virus corona.
Sealin itu, CEO BioNTech juga mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa kandidat vaksin coronavirus perusahaan bioteknologi Jerman tersebut siap untuk disetujui pada bulan Desember mendatang.
Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Jumat kemarin (Sabtu pagi waktu Indonesia) berakhir di zona hijau alias menguat.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 369,21 poin atau 1,4% menjadi 26.075,30, Nasdaq naik 69,69 poin atau 0,7% menjadi 10.617,44 dan S&P 500 melonjak 32,99 poin atau 1,1% menjadi 3.185,04.
Sementara dari bursa saham kawasan Asia lainnya, Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,92%, Nikkei di Jepang terapresiasi sebesar 1,89%, sedangkan Indeks Kospi di Korea Selatan terbang 1,53%.
Pada perdagangan sesi II IHSG diperkirakan masih menguat kendati terbatas dengan indikator BB yang berada di area pivot dan semakin menyempit.
Simak analisis teknikal di bawah ini.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot, dengan garis BB yang semakin menyempit maka, pergerakan selanjutnya diperkirakan masih terbatas atau sideways.
Untuk melanjutkan penguatan dari sesi sebelumnya, perlu melewati level resistance selanjutnya yang berada di area 5.070 hingga area 5.120. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati level support yang berada di area 5.020 hingga area 4.970.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang sudah berpotongan di wilayah positif, maka kecenderungan pergerakan untuk terkoreksi.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 58, setelah menyentuh level 80 yang sekaligus menjadi area jenuh beli atau overbought maka pergerakan cenderung menurun.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot, dengan garis BB yang semakin menyempit maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas atau sideways.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500