IHSG Anteng di Zona Hijau, Saham BRI & Astra Diborong Asing

Tri Putra, CNBC Indonesia
13 July 2020 11:52
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan awal pekan Senin (13/7/20) ditutup dengan apresiasi sebesar 0,25% di level 5.043,74.

Data perdagangan mencatat, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 66 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 3,3 triliun. Terpantau 224 saham harganya naik, 163 turun, sisanya 162 stagnan.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) dengan jual bersih sebesar Rp 14 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 28 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan beli bersih sebesar Rp 26 miliar dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 9 miliar.

Sejalan dengan IHSG, bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau hijau, Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,92%, Nikkei di Jepang terapresiasi sebesar 1,89%, sedangkan Indeks Kospi di Korea Selatan terbang 1,53%.

Beralih ke bursa saham Amerika Serikat (AS) yakni Wall Street, pada penutupan perdagangan Jumat kemarin (Sabtu dini hari waktu Indonesia) ditutup menghijau.

Indeks Dow Jones berakhir menguat 1,44% ke 26.075,3, S&P 500 naik 3.185,04, penguatan indeks Nasdaq paling rendah 0,66% ke 10.617,44, tetapi cukup membawanya mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Penguatan Wall Street pada hari Jumat lalu tentunya mengirim hawa positif ke pasar Asia pagi ini. Penguatan Wall Street dipicu oleh perkembangan terbaru obat virus corona dari Gilead Sciences, emiten farmasi di Nasdaq.

Gilead pada hari Jumat lalu mengumumkan data terbaru hasil obat virus corona, redemsivir, mampu menurunkan risiko kematian pasien Covid-19 hingga 62% jika dibandingkan dengan pengobatan standar. Kabar tersebut membuat saham Gilead menguat 2% di hari Selasa, sekaligus mengangkat sentimen pelaku pasar sehingga Wall Street mencatat penguatan.

Gilead mengatakan menganalisa data dari 312 pasien dalam uji klinis fase tiga, dibandingkan dengan 818 pasien dengan karakteristik dan tingkat keparahan penyakit yang sama, tetapi menggunakan pengobatan standar.

Meski demikian, Gilead mengatakan masih perlu lebih banyak penelitian untuk obat redemsivir yang dibuat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular