Internasional

Permintaan Minyak Naik, OPEC+ Naikkan Produksi?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 July 2020 07:45
Two persons pass the logo of the Organization of the Petroleoum Exporting Countries (OPEC) in front of OPEC's headquarters in Vienna, Austria June 19, 2018.   REUTERS/Leonhard Foeger
Foto: REUTERS/Leonhard Foeger

Jakarta, CNBC IndonesiaHarga dan permintaan minyak global sedang melambung belakangan ini. Namun, aliansi OPEC+ nampaknya tidak akan melonggarkan komitmennya untuk memangkas produksi pada rapat akhir Juli nanti, kata beberapa sumber yang akrab dengan hal tersebut kepada S&P Global Platts.

OPEC +, organisasi yang terdiri dari 23 negara produsen minyak terbesar dunia, telah sepakat untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) pada bulan Mei lalu. Ini merupakan rekor pemangkasan produksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

OPEC + yang mengendalikan sekitar setengah dari produksi minyak dunia menyepakati pemangkasan pada Mei dengan tujuan untuk melambungkan harga minyak di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Pandemi asal Wuhan, China ini telah membuat permintaan minyak turun tajam akibat banyaknya pembatasan perjalanan yang diberlakukan berbagai negara.

Namun demikian, OPEC+ diproyeksikan bakal mengurangi target pemangkasan produksinya menjadi 7,6 juta bph mulai Agustus, kata sumber itu, sebagaimana dilaporkan S&P Global.

Komite Pengawasan Gabungan (Joint Ministerial Monitoring Committee/JMMC), yang diketuai bersama oleh Arab Saudi dan Rusia, dua anggota terbesar koalisi itu, akan mengadakan sidang online pada 15 Juli dan membuat keputusan akhir soal pemangkasan produksi.

Salah satu sumber anggota OPEC+ dari negara Teluk mengatakan, volume produksi Agustus untuk negara-negara pengekspor minyak mentah utama itu telah ditetapkan, sehingga mungkin tidak akan ada perubahan diambil pada pertemuan itu.

"Kami puas dengan apa yang terjadi di pasar," kata sumber itu.

Sementara itu, seorang sumber dari negara Teluk lainnya mengatakan dia mengharapkan pertemuan JMMC akan berjalan lancar, di mana ekonomi utama menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan tidak ada penutupan signifikan yang terjadi. Perselisihan tentang kepatuhan atas kuota produksi sebagian besar telah diselesaikan, tambah sumber yang meminta tidak disebutkan namanya karena sensitivitas diskusi itu.

Sebelumnya pada 10 Juli, Badan Energi Internasional (IEA) telah mengatakan bahwa dampak terburuk pandemi telah dilalui dan pasar akan mengetat secara signifikan dan berubah menjadi defisit pada paruh kedua tahun ini. Namun lembaga itu juga memperingatkan bahwa gelombang infeksi baru, terutama di Amerika Utara dan Selatan, bisa "membayangi pandangan".

Gelombang kedua kasus Covid-19 yang berkelanjutan dapat meruntuhkan pemulihan ekonomi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir, kata Harry Tchilinguirian, seorang ekonom senior minyak di BNP Paribas.

"Karena OPEC+ memainkan perannya dalam menyeimbangkan kembali pasar minyak, pertumbuhan ekonomi akan tetap menjadi kunci untuk membuat harga minyak naik," katanya, sebelum menambahkan bahwa OPEC+ tetap harus bisa mengontrol produksi agar tidak melampaui kuota saat harga minyak naik.


(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Dunia Minus Biar Tak Rugi, Ini Penjelasannya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular