Aneh, Pekan Ini Harga Minyak Tak Kompak

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 July 2020 10:30
FILE PHOTO: Oil pours out of a spout from Edwin Drake's original 1859 well that launched the modern petroleum industry at the Drake Well Museum and Park in Titusville, Pennsylvania U.S., October 5, 2017. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo
Foto: Ilustrasi minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak tidak kompak sepanjang pekan ini. Untuk jenis brent, harga masih naik tetapi yang jenis light sweet malah turun.

Sepanjang minggu ini, harga minyak jenis brent naik 1,03% dan bertahan di atas US$ 40/barel. Sementara yang jenis light sweet turun tipis 0,19% meski harga juga masih bisa berada di atas US$ 40/barel.

Sentimen positif dan negatif membuat pergerakan harga si emas hitam seperti dilanda kegalauan. Kita mulai dari kabar baiknya dulu.

International Energy Agency (IEA) dalam laporan edisi Juli 2020 memperkirakan permintaan minyak dunia pada 2020 akan sebanyak 92,1 juta barel/hari. Naik 400.000 barel/hari dibandingkan proyeksi yang dibuat bulan lalu.

Pelonggaran pembatasan sosial (social distancing) di sejumlah negara membuat aktivitas masyarakat meningkat. Sementara di sisi lain, negara-negara OPEC+ sepakat untuk memangkas produksi hingga lebih dari 9 juta barel/hari. Peningkatan permintaan di tengah penurunan pasokan menyebabkan sentimen positif bagi harga minyak.

minyakReuters

Namun di sisi lain, dan ini menyebabkan harga light sweet turun, stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) membukukan kenaikan. Pada pekan yang berakhir 3 Juli, stok minyak Negeri Paman Sam tercatat 539,19 juta bare/hari, naik dibandingkan pekan sebelumnya yaitu 533,53 juta barel/hari.

Minyak yang diproduksi AS adalah jenis light sweet. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 300 juta jiwa, produksi minyak di Negeri Adidaya sebagian besar terpakai untuk kebutuhan domestik.

Jadi meski AS adalah produsen minyak terbesar di dunia, tetapi produksinya tidak banyak yang tersalurkan ke pasar global, habis dipakai sendiri. Ini yang membuat harga light sweet turun padahal brent masih bisa tumbuh.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minus, Beli Minyak Dapat Duit!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular