Virus Corona Melayang di Udara, Emas Siap Terbang Mengangkasa

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 July 2020 20:07
Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali menguat pada perdagangan Jumat (10/7/2020) setelah mengalami koreksi 0,4% ke US$ 1.802,81/troy ons akibat aksi ambil untung (profit taking) setelah mencapai level tertinggi sejak September 2011. Maklum saja, sejak awal tahun emas dunia sudah menguat nyaris 20%.

Pada pukul 19:06 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.806,16/troy ons, menguat 0,19% di pasar spot, melansir data Refintiv.

Virus corona kini menebar ketakutan baru di pasar finansial, sebabnya Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) kini mengakui penyebaran bisa terjadi melalui udara.

WHO awalnya menekankan bahwa penyakit akibat virus corona (Covid-19) ditularkan lewat air liur, sekresi dan tetesan dari penderita melalui batuk, bersin atau bicara atau permukaan yang terkontaminasi. Sehingga jaga jarak dan cuci tangan lebih ditekankan.

Tapi, WHO kini mengakui ada bukti penularan lewat udara, dalam ruang dengan ventilasi yang buruk. Namun menegaskan perlu ada riset lebih lanjut. Dengan adanya bukti penularan lewat udara, ada risiko jumlah kasus Covid-19 akan kembali menanjak. 

Perubahan pandangan WHO terkait penyebaran virus corona didorong oleh ratusan ilmuwan yang mempublikasikan suatu artikel terkait potensi penularan Covid-19 melalui udara. Ada 237 ilmuwan multidisipliner mulai dari ilmuwan aerosol, dokter spesialis infeksi hingga epidemiologis.

Hal tersebut membuat sentimen pelaku pasar memburuk, dan kembali mengalirkan investasinya ke aset aman (safe haven) seperti emas. Apalagi, jika negara-negara kembali menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown), pertumbuhan ekonomi global tentunya bisa semakin nyungsep ke jurang resesi yang dalam dengan durasi yang panjang.

Kondisi tersebut tentunya menguntungkan bagi emas. Sejak virus corona menyerang dunia, banyak analis yang memprediksi harga emas akan terbang mengangkasa, melewati rekor tertinggi sepanjang masa US$ 1.920,3/troy ons yang dicapai pada September 2011.

Terbaru, bank asal Belanda, ABN AMRO, memprediksi emas akan mencetak rekor tertinggi di tahun depan. Dalam laporan terbarunya yang dirilis Kamis kemarin, Georgette Boele, ahli strategi logam mulia di ABN AMRO merevisi target harga emas di 2021 dari US$ 1.800/troy ons menjadi US$ 2.200/troy ons.

Dalam jangka pendek Boele memprediksi akan ada koreksi harga akibat perubahan sentimen pasar, tetapi setelah melewati US$ 1.800/troy ons, emas dikatakan memiliki masa depan yang cerah. Di akhir tahun ini, ia memprediksi emas akan berada di level US$ 1.900/troy ons.

"Saat ini level psikologis US$ 1.800/troy ons sudah dilewati. Kelihatannya investor baru akan puas ketika emas melewati rekor tertingginya. Emas juga masih berpotensi melewati level psikologis US$ 2.000/troy ons," kata Boele, sebagaimana dilansir Kitco, Kamis (9/7/2020).

Secara teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia sudah memberikan outlook bullish (tren naik) bagi emas sejak pertengahan tahun lalu, dan menargetkan emas mencapai rekor tertingginya lagi. Dalam analisis tersebut, dilihat dari grafik bulanan disebutkan jika emas mampu menembus US$ 1.800/troy ons, maka peluang mencapai rekor tertinggi akan semakin besar.

Emas saat ini sudah di atas level tersebut, dengan catatan tidak turun jauh lagi ke bawah US$ 1.800/troy ons, cuma masalah waktu logam mulia ini akan mencapai rekor tertinggi.

Sementara untuk short term, target kenaikan ke US$ 1.818/troy ons nyaris tercapai pada hari Rabu. Target kenaikan tersebut diberikan setelah emas berhasil break out level US$ 1.744/troy ons yang merupakan batas atas pola Rectangle pada hari Senin (22/6/2020).

xauGrafik: Emas (XAU/USD) Harian
Foto: Revinitiv

Pola Rectangle menjadi indikasi emas berada dalam fase konsolidasi atau bergerak sideways, dengan batas bawah di US$ 1.670/troy ons. Rentang batas bawah ke batas atas pola Rectangle sebesar US$ 74, jadi ketika batas atas berhasil ditembus maka target penguatan emas juga sebesar US$ 74 dari batas atas US$ 1.744/troy ons.

Artinya, target penguatan emas ketika pola Rectangle ditembus adalah US$ 1.818/troy ons. Selanjutnya jika US$ 1.818/troy ons berhasil dilewati dengan meyakinkan, target penguatan harga emas selanjutnya di US$ 1.845/troy ons.

Sementara itu, indikator stochastic masih berada di wilayah jenuh beli (overbought). Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun.

Koreksi berisiko membawa harga emas ke level US$ 1.800 yang kini menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Jika dilewati, emas berisiko terkoreksi ke US$ 1.788/troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular