
Virus Corona Melayang di Udara, Emas Siap Terbang Mengangkasa

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali menguat pada perdagangan Jumat (10/7/2020) setelah mengalami koreksi 0,4% ke US$ 1.802,81/troy ons akibat aksi ambil untung (profit taking) setelah mencapai level tertinggi sejak September 2011. Maklum saja, sejak awal tahun emas dunia sudah menguat nyaris 20%.
Pada pukul 19:06 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.806,16/troy ons, menguat 0,19% di pasar spot, melansir data Refintiv.
Virus corona kini menebar ketakutan baru di pasar finansial, sebabnya Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) kini mengakui penyebaran bisa terjadi melalui udara.
WHO awalnya menekankan bahwa penyakit akibat virus corona (Covid-19) ditularkan lewat air liur, sekresi dan tetesan dari penderita melalui batuk, bersin atau bicara atau permukaan yang terkontaminasi. Sehingga jaga jarak dan cuci tangan lebih ditekankan.
Tapi, WHO kini mengakui ada bukti penularan lewat udara, dalam ruang dengan ventilasi yang buruk. Namun menegaskan perlu ada riset lebih lanjut. Dengan adanya bukti penularan lewat udara, ada risiko jumlah kasus Covid-19 akan kembali menanjak.
Perubahan pandangan WHO terkait penyebaran virus corona didorong oleh ratusan ilmuwan yang mempublikasikan suatu artikel terkait potensi penularan Covid-19 melalui udara. Ada 237 ilmuwan multidisipliner mulai dari ilmuwan aerosol, dokter spesialis infeksi hingga epidemiologis.
Hal tersebut membuat sentimen pelaku pasar memburuk, dan kembali mengalirkan investasinya ke aset aman (safe haven) seperti emas. Apalagi, jika negara-negara kembali menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown), pertumbuhan ekonomi global tentunya bisa semakin nyungsep ke jurang resesi yang dalam dengan durasi yang panjang.
Kondisi tersebut tentunya menguntungkan bagi emas. Sejak virus corona menyerang dunia, banyak analis yang memprediksi harga emas akan terbang mengangkasa, melewati rekor tertinggi sepanjang masa US$ 1.920,3/troy ons yang dicapai pada September 2011.
Terbaru, bank asal Belanda, ABN AMRO, memprediksi emas akan mencetak rekor tertinggi di tahun depan. Dalam laporan terbarunya yang dirilis Kamis kemarin, Georgette Boele, ahli strategi logam mulia di ABN AMRO merevisi target harga emas di 2021 dari US$ 1.800/troy ons menjadi US$ 2.200/troy ons.
Dalam jangka pendek Boele memprediksi akan ada koreksi harga akibat perubahan sentimen pasar, tetapi setelah melewati US$ 1.800/troy ons, emas dikatakan memiliki masa depan yang cerah. Di akhir tahun ini, ia memprediksi emas akan berada di level US$ 1.900/troy ons.
"Saat ini level psikologis US$ 1.800/troy ons sudah dilewati. Kelihatannya investor baru akan puas ketika emas melewati rekor tertingginya. Emas juga masih berpotensi melewati level psikologis US$ 2.000/troy ons," kata Boele, sebagaimana dilansir Kitco, Kamis (9/7/2020).
