
Mayoritas Bursa Asia Menguat, Bursa China Jadi Juara

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Kamis (9/7/2020) ditutup di zona hijau. Kenaikan di mayoritas bursa Benua Kuning hari ini terjadi karena rilis data di masing-masing negara berhasil tumbuh lebih baik daripada konsensus, sinyal pemulihan ekonomi akan lebih cepat dibanding perkiraan.
Di Jepang indeks Nikkei berhasil naik 0,47% setelah rilis data Pemesanan Alat Permesinan Jepang Bulan Mei oleh Kantor Kabinet Jepang yang menunjukkan order permesinan jepang hanya terkontraksi 16,3% lebih baik daripada perkiraan konsensus yang meramalkan akan ada kontraksi sebesar 17,1%.
Angka ini juga lebih baik daripada bulan sebelumnya yaitu kontraksi 17,7%, ini artinya sektor manufaktur Jepang sudah menunjukkan pemulihan walaupun masih perlahan.
Selanjutnya di China, Indeks SSE berhasil menanjak 1,39% setelah rilis data Indeks Harga Konsumen China Bulan Juni yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional China menunjukkan secara bulanan hanya terjadi deflasi sebesar 0,1%, tentunya ini lebih baik daripada perkiraan konsensus yang meramalkan akan terjadi deflasi sebesar 0,5%.
Bahkan bulan sebelumnya terjadi deflasi 0,8% yang menunjukkan daya beli masyarakat China perlahan sudah pulih.
Sedangkan untuk Indeks Harga Produsen China Bulan Juni yang dirilis oleh kantor yang sama, terjadi kontraksi sebesar 3%. Ini juga sedikit lebih baik daripada konsensus yang meramalkan akan terjadi kontraksi sebesar 3,2%.
Selanjutnya di Singapura Indeks STI turun 0,63%, di Hong Kong indeks Hang Seng juga berhasil terapresiasi 0,31%, sedangkan di Korea Selatan indeks Kospi terpantau loncat 0,42%
Sementara itu dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,46% ke level 5.052,79.
IHSG terjatuh di menit-menit akhir perdagangan setelah para pelaku pasar merespons kabar dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang mencatat hingga semester I-2020, defisit anggaran kembali melebar. Defisit APBN hingga Juni telah mencapai Rp 257,8 triliun atau 1,57% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani menambahkan pertumbuhan ekonomitahun ini akan turun tajam dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi hingga semester I-2020 bahkan diproyeksi minus 0,4% hingga minus 1,1%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!