Bos Garuda Pede Penumpang Pesawat Capai 80% di Akhir 2020

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
06 July 2020 20:35
FILE PHOTO: Garuda Indonesia planes are seen on the tarmac of Terminal 3, Soekarno-Hatta International Airport near Jakarta, Indonesia April 28, 2017. REUTERS/Darren Whiteside
Foto: REUTERS/Darren Whiteside

Jakarta, CNBC Indonesia - Lesunya bisnis penerbangan Indonesia tak membuat Garuda Indonesia patah arang. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra bahkan optimistis industri ini bisa recovery lebih cepat.

"Konsesus secara global itu mengatakan bahwa kita akan recovery pada level 2 sampai 3 tahunan lagi. Ini dalam perspektif kami ini terlalu lama jadi penting buat kita memastikan bahwa recovery prosesĀ ini bisa berjalan lebih cepat," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Senin (6/7/20).

Dia optimis, load factor menjelang akhir tahun 2020 bisa mencapai 70-80%. Di sisi lain, ada perhitungan yang masih jadi pertimbangan terkait upaya mencapai okupansi tersebut.

"Ada satu faktor yang ada juga mesti memperhitungkan dalam situasi ini yaitu jumlah pesawat. Jadi bagaimana kita memastikan jumlah pesawat yang merupakan alat produksi yang sudah kita bayarkan biayanya itu bisa semuanya berproduksi, dan pada mereka semuanya berproduksi, saat itulah load factor-nya di angka 70-80%," bebernya.

Hanya saja, dia mengakui bahwa dengan memaksimalkan armada maka ada ongkos tambahan yang harus dikeluarkan. Biaya produksi bisa bengkak lantaran semua pesawat diterbangkan.

"Jadi itu satu hal yang kita hadapi saat ini. Kalau 70-80% saya pikir sampai akhir tahun ini kami cukup optimis bisa terjadi tetapi kami belum tahu apakah itu dengan catatan kita menempatkan semua alat produksi kita. Jadi secara korporasi tentu ini masih jadi beban," tandasnya.

Yang jelas, dia menegaskan bahwa saat ini Pemerintah masih membatasi load factor maksimum dari pesawat adalah 70% karena physical distancing. Bagi Garuda Indonesia, ini merupakan kerugian.

"Karena kita punya tempat duduk bisnis class, load factor maksimum yang kita bisa lakukan hari ini adalah di angka 64%," bebernya.

Sejauh ini, dia menjelaskan bahwa jumlah penerbangan dan penumpang sudah mulai meningkat jika dibandingkan masa PSBB. Hanya saja peningkatan itu belum signifikan.

"Kalau dibandingkan PSBB, sudah mulai ada peningkatan tapi belum signifikan dari sisi load factor maupun banyaknya penerbangan. Kita 60-70 penerbangan per hari, kita pernah sampai 600 ketika ramai-ramainya. tahun lalu 400an. Kalau Penumpang masih rata-rata di bawah 50%," urainya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Belum Bisa Terbang Tinggi, Garuda Rugi Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular