Analisis Teknikal

Rupiah, Mau Dekati Rekor Melemah 9 Hari Beruntun?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 July 2020 08:46
A worker counts U.S. dollar bills inside a money changer in Metro Manila, Philippines February 7, 2018.    REUTERS/Romeo Ranoco
Foto: REUTERS/Romeo Ranoco

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah sepanjang pekan lalu tidak sehari pun menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan jika melihat lebih ke belakangan, rupiah sudah melemah dalam 7 hari beruntun. Rupiah mendekati rekor pelemahan terpanjang tahun ini, 9 hari beruntun yang dicetak pada bulan Februari lalu. Bahkan pelemahan 9 hari beruntun tersebut merupakan yang terpanjang setidaknya 5 tahun terakhir. 

Tekanan bagi rupiah masih cukup besar pada hari ini, melihat sentimen pelaku pasar yang kurang bagus setelah World Health Organization (WHO) melaporkan rekor penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) per hari pada Sabtu lalu, dan kini jumlah kasus di seluruh dunia lebih dari 11,5 juta, dan di Indonesia sebanyak 63.749.

Indonesia berada di peringkat 26 negara dengan jumlah kasus sebanyak 63.749 orang, dan berada di peringkat 26 negara dengan jumlah kasus terbanyak.

Secara teknikal, rupiah target pelemahan rupiah pada analisis hari Jumat setelah rupiah menembus batas atas fase konsolidasi berhasil dicapai, bahkan jauh dilewati.

Fase konsolidasi terjadi ketika suatu instrument bergerak dalam rentang tertentu dalam waktu yang cukup lama. Tetapi pada satu titik dapat memicu pergerakan besar, entah itu menguat atau melemah.

Dan terbukti pada Jumat (3/7/2020) pekan lalu, rupiah sempat ambrol 2% ke Rp 14.590/US$, sebelum mengakhiri perdagangan di level Rp 14.450/US$.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Ketika batas atas fase konsolidasi ditembus, target pelemahan rupiah sama dengan besarnya rentang konsolidasi, dalam hal ini Rp 13.810/US$ (batas bawah) sampai Rp 14.230/US$ (batas atas), artinya ada rentang sebesar Rp 420. Sehingga jika rupiah tertahan di atas Rp 14.230/US$, maka target pelemahannya menuju Rp 14.650/US$ dalam beberapa hari ke depan.

Untuk hari ini, risiko pelemahan rupiah ke Rp 14.415/US$.

Sementara itu indikator stochastic sudah masuk wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang turun, yang artinya dolar AS berpeluang melemah setelah stochastic mencapai overbought.

Artinya ada peluang rupiah akan menguat, dengan support (tahanan bawah) terdekat di Rp 14.415/US$. Jika berhasil dilewati, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.300/US$.

Untuk jangka lebih panjang, peluang rupiah ke Rp 13.565/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 100% masih terbuka, selama bertahan di bawah Rp 14.730/US$ (Fibonnaci Retracement 61,8%). 

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular