
Virus Corona Bermutasi, Rupiah Gigit Jari

Penyebaran virus corona di dalam negeri juga patut mendapat perhatian. Gugus Tugas Percepatan Penaganan Covid-19 melaporkan jumlah pasien positif corona per 5 Juli adalah 63.749 orang. Bertambah 1.607 orang (2,59%) dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Tambahan pasien baru sebanyak 1.607 orang dalam sehari adalah rekor tertinggi sejak Indonesia mencatatkan kasus pertama pada 1 Maret. Sedangkan kenaikan 2,59% menjadi yang tertinggi sejak 2 Juli.
"Peluang peningkatan risiko akibat kabar-kabar negatif cukup besar, sehingga dolar AS akan mudah menguat. Risiko ke bawah (downside risk) buat mata uang negara-negara lain masih tinggi," sebut Antje Praefce. FX Analyst Commerzbank, seperti dikutip dari Reuters.
Masih dari dalam negeri, investor menantikan rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Juni 2020. Pada Mei, IKK berada di 77,8, terendah sejak 2003.
IKK akan memberi gambaran bagaimana konsumen memandang kondisi perekonomian saat ini dan ke depan. Jika konsumen optimistis, maka ada kemungkinan porsi pendapatan yang dipakai untuk belanja akan meningkat. Dengan begitu, roda ekonomi akan berputar lagi.
Namun jika konsumen masih menahan diri, misalnya karena menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), maka sulit untuk berharap konsumsi akan terangkat. Padahal konsumsi rumah tangga adalah kontributor terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Jadi ketika konsumsi lesu, jangan harap ekonomi bisa tumbuh tinggi, bahkan mungkin yang ada malah kontraksi (pertumbuhan negatif).
Oleh karena itu, wajar data IKK sangat dinantikan oleh pelaku pasar. Semoga ada hasil positif sehingga sedikit banyak mampu mengurangi derita rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
